🎄 Apa Yang Ditawarkan Malaikat Gunung Kepada Rasulullah

Apamakna shalawat yang berasal dari Allah, para malaikat dan orang-orang mukmin? Bila shalawat memiliki. Apa Makna Allah dan Malaikat Bershalawat kepada Nabi? Selasa 25 September 2018 09:30 WIB Ilustrasi (Twitter) Ilustrasi (Twitter) Bagikan: Salah satu ibadah yang sangat sering
INI adalah kisah tentang Rasulullah dan malaikat penjaga gunung. Hari itu Rasulullah Shalallahu alaihi wasallam sedang berada di bilik sederhana sang istri tercinta, Aisyah binti Abu Bakar Al-Shiddiq, yang terkenal cerdas, lincah, dan memiliki spontanitas yang mengagumkan. Ia juga fasih berbicara dan berkarakter kuat sebagai hasil didikan Bani Makhzum, salah satu marga terkemuka di kalangan suku Quraisy. Malaikat Penjaga Gunung, Lebih Parah daripada Perang Uhud Setelah memperbincangkan berbagai hal, putri khalifah pertama dalam sejarah Islam itu bertanya kepada sang suami tercinta yang langka bandingannya, “Wahai Rasul! Apakah engkau pernah mengalami luka yang lebih parah daripada luka dalam Perang Uhud?” BACA JUGA 2 Amalan Manusia yang Tidak Bisa Ditiru Malaikat “A’isyah!” jawab Rasulullah Saw. kepada sang istri yang usianya lebih muda sekitar empat puluh lima tahun dengan beliau. “Sungguh, aku pernah mengalami penyiksaan oleh kaummu. Penyiksaan yang paling pedih kualami terjadi pada peristiwa Aqabah. Foto Pinterest “Kala itu aku mendatangi lbn Abd Yalil bin Abd Kulal. Namun, dia tidak mengacuhkan apa yang kuinginkan. Lalu, dengan gundah, aku berlalu. Setibanya di Qarn Al-Tsa’alib, kuangkat kepalaku ke atas. Tiba-tiba aku melihat Jibril di situ. Dia memanggilku dan mengatakan, Sungguh, Allah Swt. mendengar ucapan kaummu kepada-mu dan jawaban mereka kepadamu. Karena itu, Allah mengutus kepadamu malaikat yang mengurus gunung untuk diperintahkan menyiksa kaummu sesuai dengan kehendakmu.’ Malaikat Penjaga Gunung, Mengucap Salam pada Rasulullah “Maka, malaikat yang mengurus gunung itu mendatangiku dan menyapaku, dan selepas mengucapkan salam kepadaku, dia berkata, Wahai Muhammad! Sungguh, Allah mendengar ucapan kaummu. Aku adalah malaikat yang mengurus gunung. Aku diperintahkan oleh Tuhanmu untuk mengurus gunung. “Aku diperintahkan oleh Tuhanmu untuk mendatangimu agar melaksanakan apa yang engkau perintahkan kepadaku. Lalu, apa yang engkau kehendaki? Kalau engkau mau, aku akan membenturkan dua gunung ini kepada mereka!’ Foto Early Frida/Islampos Aku justru berharap agar Allah memunculkan, di antara anak keturunan mereka, orang-orang yang beriman kepada Allah dan tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu pun,’ jawabku.” BACA JUGA Mengapa Isi Alquran Tidak Seluruhnya Ditafsirkan di Zaman Rasulullah? Usai bertutur demikian, Rasulullah Shalallahu alaihi wasallam kemudian menikmati rehat bersama istri tercinta yang terkenal sangat cemburu dengan Khadijah binti Khuwailid, istri pertama beliau. [] Sumber Mutiara Akhlak Rasulullah Shalallahu alaihi wasallam 100 Kisah Teladan tentang Iman, Takwa, Sabar, Syukur, Ridha, Tawakal,Ikhlas, Jujur, Doa, dan Tobat/Karya Ahmad Rofi Usmani/Penerbit Mizania/2006
Kepadaorang-orang terpelajar dan yang berperangai halus ia memperkenalkan Spiritualisme itu dalam aspek-aspeknya yang lebih halus dan intelek, dengan demikian berhasil menarik banyak orang kepada jeratnya. Hikmat yang diberikan oleh Spiritualisme adalah hikmat seperti yang dijelaskan oleh Rasul Yakobus, “Itu bukanlah hikmat yang dari atas
HARI itu Rasulullah Shalallahu alaihi wasallam sedang berada di bilik sederhana sang istri tercinta, Aisyah binti Abu Bakar Al-Shiddiq, yang terkenal cerdas, lincah, dan memiliki spontanitas yang mengagumkan. Ia juga fasih berbicara dan berkarakter kuat sebagai hasil didikan Bani Makhzum, salah satu marga terkemuka di kalangan suku Quraisy. Setelah memperbincangkan berbagai hal, putri khalifah pertama dalam sejarah Islam itu bertanya kepada sang suami tercinta yang langka bandingannya, “Wahai Rasul! Apakah engkau pernah mengalami luka yang lebih parah daripada luka dalam Perang Uhud?” BACA JUGA 2 Amalan Manusia yang Tidak Bisa Ditiru Malaikat “A’isyah!” jawab Rasulullah Saw. kepada sang istri yang usianya lebih muda sekitar empat puluh lima tahun dengan beliau. “Sungguh, aku pernah mengalami penyiksaan oleh kaummu. Penyiksaan yang paling pedih kualami terjadi pada peristiwa Aqabah. “Kala itu aku mendatangi lbn Abd Yalil bin Abd Kulal. Namun, dia tidak mengacuhkan apa yang kuinginkan. Lalu, dengan gundah, aku berlalu. Setibanya di Qarn Al-Tsa’alib, kuangkat kepalaku ke atas. Tiba-tiba aku melihat Jibril di situ. Dia memanggilku dan mengatakan, Sungguh, Allah Swt. mendengar ucapan kaummu kepada-mu dan jawaban mereka kepadamu. Karena itu, Allah mengutus kepadamu malaikat yang mengurus gunung untuk diperintahkan menyiksa kaummu sesuai dengan kehen-dakmu.’ BACA JUGA Mengapa Isi Alquran Tidak Seluruhnya Ditafsirkan di Zaman Rasulullah? “Maka, malaikat yang mengurus gunung itu mendatangiku dan menyapaku, dan selepas mengucapkan salam kepadaku, dia berkata, Wahai Muhammad! Sungguh, Allah mendengar ucapan kaummu. Aku adalah malaikat yang mengurus gunung. Aku diperintahkan oleh Tuhanmu untuk mengurus gunung. “Aku diperintahkan oleh Tuhanmu untuk mendatangimu agar melaksanakan apa yang engkau perintahkan kepadaku. Lalu, apa yang engkau kehendaki? Kalau engkau mau, aku akan membenturkan dua gunung ini kepada mereka!’ Aku justru berharap agar Allah memunculkan, di antara anak keturunan mereka, orang-orang yang beriman kepada Allah dan tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu pun,’ jawabku.” Usai bertutur demikian, Rasulullah Shalallahu alaihi wasallam kemudian menikmati rehat bersama istri tercinta yang terkenal sangat cemburu dengan Khadijah binti Khuwailid, istri pertama beliau. [] Sumber Mutiara Akhlak Rasulullah Shalallahu alaihi wasallam 100 Kisah Teladan tentang Iman, Takwa, Sabar, Syukur, Ridha, Tawakal,Ikhlas, Jujur, Doa, dan Tobat/Karya Ahmad Rofi Usmani/Penerbit Mizania/2006
Palingkankami dari keburukan dunia dan siksa akhirat dengan hak Al-Qur’an yang agung dan derajat nabi-Mu yang pemurah. Semoga Allah mengampuni kami dan mereka. Wahai, zat yang maha pengasih. Maha suci Tuhanmu, Tuhan keagungan, dari segala yang mereka sifatkan. Semoga salam tercurah kepada para rasul. Segala puji bagi Allah, Tuhan sekalian 403 ERROR Request blocked. We can't connect to the server for this app or website at this time. There might be too much traffic or a configuration error. Try again later, or contact the app or website owner. If you provide content to customers through CloudFront, you can find steps to troubleshoot and help prevent this error by reviewing the CloudFront documentation. Generated by cloudfront CloudFront Request ID dMO4MxySsXjigouv0uRzBIkoNjrJU1h4w85eCsK4nD2nAZwv6jjoRw== Sesungguhnyasejumlah orang dari shahabat Rasulullah shollallohu ‘alaihi wa sallam berkata kepada Rasulullah shollallohu ‘alaihi wa sallam: “ Wahai Rasululullah, orang-orang kaya telah pergi dengan membawa pahala yang banyak, mereka shalat sebagaimana kami shalat, mereka puasa sebagaimana kami puasa dan mereka bersedekah dengan kelebihan
Jakarta - Rasulullah SAW mendapatkan berbagai perlakuan tidak menyenangkan dari kaum kafir Quraisy semasa berdakwah. Sampai-sampai malaikat penjaga gunung marah melihat perbuatan tersebut diceritakan Fuad Abdurahman dalam buku 115 Kisah Menakjubkan dalam Kehidupan Rasulullah SAW. Fuad menceritakan, perlakuan tidak menyenangkan tersebut semakin menjadi-jadi setelah paman Rasulullah, Abu Thalib, dan istrinya, Khadijah, meninggal dunia. Ditambah berakhirnya boikot kaum Quraisy terhadap Bani Hasyim selama tiga kematian dua sosok pelindungnya itu, kaum kafir Quraisy semakin leluasa berbuat jahat dan menyakiti Nabi Muhammad SAW. Mereka melakukan berbagai hal untuk mengusik dan menyakiti Rasulullah jarang Rasulullah SAW harus mendapat lemparan kotoran yang mengenai kepalanya saat ia salat di dekat Kakbah. Setiap kali beliau mendapatkan perlakuan buruk seperti itu, Fatimah putri Rasulullah SAW datang membersihkan kotoran tersebut sambil buruk kaum kafir Quraisy tersebut semakin menjadi-jadi. Tak hanya kepada Rasulullah SAW, bahkan para sahabat juga mendapat perlakuan SAW akhirnya memutuskan untuk pergi ke Thaif dan berharap para pemuka Bani Tsaqif mau menolongnya dan memberinya perlindungan. Namun, setibanya di sana, mereka justru memperlakukan Rasulullah SAW dengan begitu mengolok-olok, mengejar, bahkan melempari beliau dengan batu hingga membuat kaki beliau terluka dan berdarah. Kemudian, Rasulullah SAW berlindung di kebun milik Utbah ibn Rabiah, salah seorang tokoh tradisi Arab, orang yang masuk ke pekarangan orang lain dianggap telah mendapat perlindungan dari si pemilik mengusap keringat dan menyeka darahnya, Rasulullah SAW berdoa kepada Allah SWT. "Ya Allah, hanya kepada-Mu kuadukan lemahnya kekuatanku, sedikitnya upayaku, dan hinanya pandangan orang kepadaku. Wahai Yang Maha Penyantun, Engkaulah Tuhanku dan Tuhan orang-orang yang tertindas. Kepada siapa Engkau akan serahkan aku? Kepada orang asing yang memperlakukanku dengan jahat, ataukah kepada saudara jauh yang mengusirku?"Tak berselang lama, Malaikat Jibril turun dan berkata, "Hai Muhammad, Tuhanmu menyampaikan salam kepadamu. Dan malaikat yang mengurus gunung-gunung telah diperintahkan oleh Allah untuk mematuhi semua perintahmu. Ia tidak akan melakukan apa pun, kecuali atas perintahmu."Malaikat penjaga gunung berkata, "Sesungguhnya Allah telah memerintahkanku untuk berkhidmat kepadamu. Jika kau mau, biar kujatuhkan gunung itu kepada mereka. Jika engkau mau, akan kulempari mereka dengan bebatuan. Dan jika engkau mau, akan kuguncangkan bumi di bawah kaki mereka."Rasulullah SAW pun menjawab, "Hari Malaikat Gunung, aku datang kepada mereka karena berharap mudah-mudahan akan keluar dari keturunan mereka orang yang mengucapkan laa ilaaha illallaah tiada Tuhan selain Allah."Kemudian, malaikat penjaga gunung berkata, "Engkau seperti disebutkan oleh Tuhanmu sangat penyantun dan penyayang." Simak Video "Menapaki Gunung Kerinci Si Atap Sumatra" [GambasVideo 20detik] kri/erd
Sesungguhnyamanusia itu amat zalim dan amat bodoh. (Al-Ahzab: 72) Ali ibnu Abu Talhah telah meriwayatkan dari Ibnu Abbas, bahwa amanat ini adalah fardu-fardu yang ditawarkan oleh Allah Swt. kepada langit, bumi, dan gunung-gunung. Jika mereka menunaikannya, maka Allah akan memberi mereka pahala; dan jika mereka menyia Suatu ketika Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam pergi ke Tha’if untuk mengajak penduduk Tha’if kepada tauhid. Tak disangka, perlakuan penduduk Tha’if sangat kasar kepada Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam. Mereka bahkan mengusir Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam dan melempari Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam dengan batu hingga tubuh beliau bersimbah darah. Lalu Allah Ta’ala mengutus malaikat penjaga gunung yang datang bersama malaikat Jibril. Malaikat penjaga gunung menawarkan untuk meratakan dua gunung di Mekah supaya penduduk Tha’if binasa. Maukah Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam menerima tawaran malaikat penjaga gunung? Yuk, baca kisah selengkapnya di sini. Post Views 62 KondisiMekah makin hari makin tidak aman bagi perkembangan Islam, terutama bagi kaum muslim yang selalu mendapat teror dan siksaan dari kaum musyrikin Quraisy.Inilah yang menjadi alasan kuat Rasulullah saw untuk mengajak kaum muslimin hijrah ke Yastrib atau Medinah. Di Medinah ini kaum muslimin membangun kekuatan untuk menghadapi serangan
HARI itu Rasulullah ﷺ sedang berada di bilik sederhana sang istri tercinta, Aisyah binti Abu Bakar Al-Shiddiq, yang terkenal cerdas, lincah, dan memiliki spontanitas yang mengagumkan, di samping fasih berbicara dan berkarakter kuat sebagai hasil didikan Bani Makhzum, salah satu marga terkemuka di kalangan suku Quraisy. Setelah memperbincangkan berbagai hal, putri khalifah pertama dalam sejarah Islam itu bertanya kepada sang suami tercinta yang langka bandingannya, “Wahai Rasul! Apakah engkau pernah mengalami luka yang lebih parah daripada luka dalam Perang Uhud?” BACA JUGA Malaikat Penyiksa, Siapa Dia? “A’isyah!” jawab Rasulullah ﷺ kepada sang istri yang usianya lebih muda sekitar empat puluh lima tahun dengan beliau. “Sungguh, aku pernah mengalami penyiksaan oleh kaummu. Penyiksaan yang paling pedih kualami terjadi pada peristiwa Aqabah. Kala itu aku mendatangi lbn Abd Yalil bin Abd Kulal. Namun, dia tidak mengacuhkan apa yang kuinginkan. Lalu, dengan gundah, aku berlalu. Setibanya di Qarn Al-Tsa’alib, kuangkat kepalaku ke atas. Tiba-tiba aku melihat Jibril di situ. Dia memanggilku dan mengatakan, Sungguh, Allah Swt. mendengar ucapan kaummu kepada-mu dan jawaban mereka kepadamu. Karena itu, Allah mengutus kepadamu malaikat yang mengurus gunung untuk diperintahkan menyiksa kaummu sesuai dengan kehen-dakmu.’ “Maka, malaikat yang mengurus gunung itu mendatangiku dan menyapaku, dan selepas mengucapkan salam kepadaku, dia berkata, Wahai Muhammad! Sungguh, Allah mendengar ucapan kaummu. Aku adalah malaikat yang mengurus gunung. Aku diperintahkan oleh Tuhanmu untuk mengurus gunung. Aku diperintahkan oleh Tuhanmu untuk mendatangimu agar melaksanakan apa yang engkau perintahkan kepadaku. Lalu, apa yang engkau kehendaki? Kalau engkau mau, aku akan membenturkan dua gunung ini kepada mereka!’ BACA JUGA Tatkala Hasan dan Husain Tidur di Bawah Naungan Sayap Malaikat Aku justru berharap agar Allah memunculkan, di antara anak keturunan mereka, orang-orang yang beriman kepada Allah dan tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu pun,’ jawabku.” Usai bertutur demikian, Rasulullah ﷺ kemudian menikmati rehat bersama istri tercinta yang terkenal sangat cemburu dengan Khadijah binti Khuwailid, istri pertama beliau. [] Sumber Mutiara Akhlak Rasulullah Shalallahu alaihi wasallam 100 Kisah Teladan tentang Iman, Takwa, Sabar, Syukur, Ridha, Tawakal,Ikhlas, Jujur, Doa, dan Tobat/Karya Ahmad Rofi Usmani/Penerbit Mizania/2006
Hijrahadalah rancangan dan strategi untuk melanjutkan perjuangan Dakwah Islam. Allah swt berfirman “ Dan orang-orang yang beriman, berpindah dan berjuang di jalan Allah dan orang-orang yang memberikan tempat perlindungan (kepada orang-orang yang berhijrah) dan memberikan pertolongan, itulah orang-orang yang sebenarnya beriman. Mereka beroleh
29 May Di setiap gunung2 yang ada diatas bumi ini terdapat penjaga dari golongan malaikat. ALLAH pernah mengutus dan memerintahkan malaikat penjaga gunung ini kepada hamba dan Rasul-Nya, dan Rasulullah shalallahu alaihi wasallam pernah ditawarkan, untuk membinasakan orang2 kafir di Thaif. Sebagaimana yang diriwayatkan Imam Bukhari dalam kitab shahihnya dari Aisyah radhiyallahu anha, bahwa dia berkata; Rasulullah shalallahu alaihi wasallam bersabda”Malaikat penjaga gunung memanggilku dan mengucapkan salam kepadaku dengan mengatakan “Wahai Muhammad, sesungguhnya ALLAH telah mendengar ucapan kaummu. Dan aku adalah malaikat penjaga gunung yang diutus oleh ALLAH kepadamu untuk melaksanakan apa yang engkau perintahkan kepadaku. Apa yang engkau kehendaki ?….Jika engkau mau, akan ku angkat dua gunung besar ini kemudian ditimpakan kepada kaummu.” Rasulullah menjawab “Saya masih berharap, semoga kiranya ALLAH mengeluarkan dari tulang rusuk mereka keturunan yang menyembahkan ALLAH semata dan tidak meyekutukan-Nya dengan sesuatu apapun…” Maka itu hendaknya kita bertaqwa dimanapun berada. Untuk para pecinta alam atau pendaki gunung, jagalah ketaatan kalian baik di gunung dan selainnya. Jangan berbuat durhaka dan meninggalkan kewajiban diatas bumi Allah. Sesungguhnya malaikat penjaga gunung sangat patuh dan taat kepada Rabb-Nya, dan mereka tidak pernah durhaka dan membantah-Nya. Jangan sampai kita seperti ummat2 terdahulu yang dibinasakan karena kedurhakaan kita kepada Rabb Pencipta Alam Semesta. Karena Rabb kita tidak pernah tidur, dan Dia Maha Mengetahui apa yg kita lakukan, apa yang ada di permukaan gunung maupun di dalamnya, mengetahui jumlah pasir dan bebatuan di gunung, mengetahui semua titik2 hujan yg menempel di dedaunan, mengetahui langkah2 kita dan hembusan nafas kita. Muslim Adventure Group Recent Posts INI YANG SELALU DIKANTONGI RAJA SALMAN SYARIAT JESUS CARA MENGAKALI LAMBANG SALIB DI KAOS SENJATA RAHASIANYA SYIAH JAMAAH HAJI 100 TAHUN LALU RESIKO CARI ISTRI CANTIK APA KATA DR. BILAL PHILIPS? UANG JAJAN SI FAHD KISAH WANITA YANG TELAT MENIKAH WANITA TUNARUNGU YANG BERCADAR MY WIFE MY ADVENTURE KELILING DUNIA SUDAH, KELILING KABAH BELUM? PENJUAL KERUPUK YANG BUTA NASEHAT IMAM IBNUL QAYYIM CELANA PANJANG SI FAHD DR. BILAL PHILIPS, MANTAN DEWA GITAR’ SEGAN KARENA HIJABNYA DIALOG FAHD DENGAN MAMANYA GANTENG GANTENG PACET JIKA WANITA IBARAT CASING HP
Dalamhadits yang lain disebutkan isyarat Rasulullah tentang interaksi manusia dan gunung sebagai sesama makhluk. هَذَا جَبَلٌ يُحِبُّنَا وَنُحِبُّهُ “Ini adalah gunung yang mencintai kami dan kamipun mencintainya,” (HR Bukhari). Kecintaan kepada gunung bisa dilakukan dengan pendekatan ilmiah dan pendekatan tauhid.
DARi Aisyah radhiyallahu anha, bahwasanya dia pernah bertanya kepada Nabi shallallahu alaihi wasallam, “Apakah engkau pernah melewati merasakan suatu hari yang lebih berat dibandingkan hari perang Uhud?” Beliau shallallahu alaihi wasallam menjawab, “Sungguh aku banyak merasakan gangguan perlakuan jahat dari kaummu. Dan gangguan paling berat yang datang dari mereka adalah ketika kejadian pada hari Al-Aqabah ketika aku menawarkan diriku kepada Ibnu Abdi Yalil bin Abdi Kulal namun dia tidak mau memenuhi keinginanku. Lalu aku pergi dengan wajah sedih, aku tidak sadar kecuali aku telah berada di Qarnu ats-Tsa’aalib. BACA JUGA Betis Abdullah bin Mas’ud Lebih Berat daripada Gunung Uhud “Aku mengangkat kepalaku ternyata aku berada di bawah awan yang menaungiku, dan ternyata di atasnya ada Jibril alaihissalam, lalu dia memanggilku seraya berkata, Sesungguhnya Allah mendengar ucapan kaummu terhadapmu dan apa bantahan mereka kepadamu. Dan Dia Allah telah mengutus kepadamu Malaikat penjaga gunung, untuk kamu perintahkan sesuai kehendakmu terhadap mereka.’ “Kemudian Malaikat penjaga gunung memanggilku, lalu memberi salam kepadaku kemudian berkata, Wahai Muhammad, apa yang kamu inginkan katakanlah. Jika kamu ingin aku akan timpakan kepada mereka dua gunung Akhsyab niscaya akan aku lakukan.’ BACA JUGA Bahkan Gunung dan Hewan pun Selalu Bertasbih Kepada Allah “Maka Nabi sallallahu alaihi wasallam menjawab, Tidak aku tidak ingin itu, akan tetapi aku berharap kepada Allah bahwa akan terlahir dari tulang sulbi mereka orang-orang yang menyembah Allah semata dan tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu apapun.” HR. Al-Bukhari no. 3059 dan Muslim no. 4754 dan redaksi ini ada dalam Shahih al-Bukhari. []

Bertasbihkepada-Nya apa yang ada di langit dan di bumi. Dan Dia-lah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. Keterangan : Amalan ini multi fungsi, bisa kita manfaatkan agar Doa kita di AMIN-kan oleh Ribuan para malaikat Allah, Caranya bacalah 4 Surat tersebut sebanyak 21 kali, lalu berdoa diawali dengan membaca Shelawat atas Nabi Muhammad SAW.

Jakarta - Malaikat penjaga gunung pernah murka karena melihat Rasulullah SAW tengah bersedih usai ditolak untuk berdakwah. Saking marahnya, malaikat itu menawarkan untuk menimpakan dua gunung di Makkah dan dari detikHikmah, kisah itu diceritakan dalam Kitab 'Alam al-Mala'ikah al-Abrar & Alam al-Jinn wa asy-Syayathin karya Umar Sulaiman Abdullah Al-Asyqar dan diterjemahkan oleh Kaserun AS Rahman dengan bersandar pada dua hadits yang shahih, yakni Bukhari dan Aisyah RA, ia bertanya kepada Rasulullah SAW, "Apakah engkau pernah mengalami hari yang lebih berat bagimu daripada Perang Uhud?" Rasulullah SAW menjawab, "Aku telah mendapatkan banyak hal dari kaumku. Hal yang paling berat yang pernah kualami dari mereka adalah pada hari Aqabah sebuah tempat di Mina. Ketika itu aku menawarkan dakwahku kepada Ibnu Abdi Yalail bin Kilal, tetapi ia tidak mau menerima apa yang aku pun berjalan dengan sangat sedih hingga baru tersadar ketika aku sudah berada di dekat Tsa'alib sebuah tempat di dekat Makkah. Aku melihat ke atas, ternyata ada segumpal awan yang awan itu kuperhatikan ternyata ada Malaikat Jibril yang memanggilku dan berkata, "Sesungguhnya, Allah telah mendengar ucapan kaummu terhadapmu dan bagaimana jawaban mereka terhadapmu. Allah telah mengutus malaikat penjaga gunung kepadamu agar engkau perintahkan apa yang engkau mau terhadap mereka."Tak berselang lama, malaikat penjaga gunung pun muncul dan memanggilku sambil mengucapkan salam. Malaikat itu berkata, "Wahai Muhammad, itu terserah apa yang engkau kehendaki. Jika engkau menghendaki, akan aku timpakan Gunung Akhsyabain dua gunung Makkah dan Mina."Nabi SAW langsung menjawab, "Akan tetapi, aku berharap agar Allah menurunkan dari tulang sulbi mereka, orang yang mau menyembah Allah dan tidak menyekutukan-Nya."Terkait hal itu, dalam Kitab Riyadhus Shalihin, Imam an-Nawawi menjelaskan bahwa, apa yang telah ditawarkan malaikat penjaga gunung tersebut tidak diterima Rasulullah SAW. Justru, beliau mendoakan semoga di antara keturunan kaumnya itu ada yang menjadi orang mukmin dan hanya itu, dalam Kitab Syarah-nya, Imam an-Nawawi juga menjelaskan, Rasulullah SAW tidak pernah merasa marah atau membalas penganiayaan yang terjadi padanya. Sebaliknya, beliau selalu bersabar di jalan dakwah dan mencari ridha Allah SWT di balik peristiwa tersebut. Simak Video "KuTips Bikin Infused Water Kurma untuk Jaga Stamina saat Puasa!" [GambasVideo 20detik] alk/alk
Merekamengajarkan sihir kepada manusia dan apa yang diturunkan kepada dua orang malaikat di negeri Babil yaitu Harut dan Marut, sedang keduanya tidak mengajarkan (sesuatu) kepada seorang pun sebelum mengatakan:”Sesungguhnya kami hanya cobaan (bagimu), sebab itu janganlah kamu kafir’.
- Perang Hamra Al-Asad merupakan salah satu pertempuran yang dipimpin langsung oleh Nabi Muhammad. Kendati demikian, ada pula sejarawan yang tidak menggolongkannya sebagai perang karena dalam peristiwa ini tidak terjadi konfrontasi senjata secara langsung. Perang Hamra Al-Asad terjadi pada tahun 3 Hijriah 625 Masehi, tepat setelah Perang Uhud antara umat Muslim dengan kaum kafir perang ini, Nabi Muhammad ingin melemahkan mental musuh yang baru saja mengalahkan pasukan Islam dalam Perang Uhud. Berikut sejarah Perang Hamra Al-Asad. Baca juga Pahlawan-Pahlawan Wanita dalam Perang UhudPenyebab Perang Hamra Al-Asad Perang Uhud terjadi di Gunung Uhud, sekitar 5 kilometer di sebelah utara Kota Madinah. Dalam perang ini, umat Islam menderita kekalahan dari kaum kafir Quraisy Mekkah. Meski unggul, pemimpin pasukan kafir Quraisy yang bernama Abu Sufyan tidak puas karena gagal membunuh Nabi Muhammad. Perkataan Abu Sufyan dalam perjalanannya kembali ke Mekkah itu sampai kepada Rasulullah melalui mata-matanya. Rasulullah segera menyusun strategi agar kaum kafir Quraisy tidak melancarkan serangan kembali dan membahayakan umat Muslim di Madinah. KaumMuslimin berkumpul dan beramai-ramai membawa bayi yang dalam gendongan itu berkeliling kota sambil membaca tahlil dan takbir. Latar belakangnya ialah karena tatkala Rasulullah dan para shahabatnya tinggal menetap di Madinah, orang­orang Yahudi merasa terpukul dan iri hati, lalu melakukan perang urat saraf terhadap Kaum Muslimin. Hari itu Rasulullah Shalallahu alaihi wasallam sedang berada di bilik sederhana sang istri tercinta, Aisyah binti Abu Bakar Al-Shiddiq, yang terkenal cerdas, lincah, dan memiliki spontanitas yang mengagumkan. Ia juga fasih berbicara dan berkarakter kuat sebagai hasil didikan Bani Makhzum, salah satu marga terkemuka di kalangan suku Quraisy. Setelah memperbincangkan berbagai hal, putri khalifah pertama dalam sejarah Islam itu bertanya kepada sang suami tercinta yang langka bandingannya, “Wahai Rasul! Apakah engkau pernah mengalami luka yang lebih parah daripada luka dalam Perang Uhud?” BACA JUGA Ketika Gunung-gunung Pun Terbang “A’isyah!” jawab Rasulullah Saw. kepada sang istri yang usianya lebih muda sekitar empat puluh lima tahun dengan beliau. “Sungguh, aku pernah mengalami penyiksaan oleh kaummu. Penyiksaan yang paling pedih kualami terjadi pada peristiwa Aqabah. “Kala itu aku mendatangi lbn Abd Yalil bin Abd Kulal. Namun, dia tidak mengacuhkan apa yang kuinginkan. Lalu, dengan gundah, aku berlalu. Setibanya di Qarn Al-Tsa’alib, kuangkat kepalaku ke atas. Tiba-tiba aku melihat Jibril di situ. Dia memanggilku dan mengatakan, Sungguh, Allah Swt. mendengar ucapan kaummu kepada-mu dan jawaban mereka kepadamu. Karena itu, Allah mengutus kepadamu malaikat yang mengurus gunung untuk diperintahkan menyiksa kaummu sesuai dengan kehendakmu.’ “Maka, malaikat yang mengurus gunung itu mendatangiku dan menyapaku, dan selepas mengucapkan salam kepadaku, dia berkata, Wahai Muhammad! Sungguh, Allah mendengar ucapan kaummu. Aku adalah malaikat yang mengurus gunung. Aku diperintahkan oleh Tuhanmu untuk mengurus gunung. “Aku diperintahkan oleh Tuhanmu untuk mendatangimu agar melaksanakan apa yang engkau perintahkan kepadaku. Lalu, apa yang engkau kehendaki? Kalau engkau mau, aku akan membenturkan dua gunung ini kepada mereka!’ BACA JUGA Keadaan Malaikat saat Kiamat Aku justru berharap agar Allah memunculkan, di antara anak keturunan mereka, orang-orang yang beriman kepada Allah dan tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu pun,’ jawabku.” Usai bertutur demikian, Rasulullah Shalallahu alaihi wasallam kemudian menikmati rehat bersama istri tercinta yang terkenal sangat cemburu dengan Khadijah binti Khuwailid, istri pertama beliau. [] Sumber Mutiara Akhlak Rasulullah Shalallahu alaihi wasallam 100 Kisah Teladan tentang Iman, Takwa, Sabar, Syukur, Ridha, Tawakal,Ikhlas, Jujur, Doa, dan Tobat/Karya Ahmad Rofi Usmani/Penerbit Mizania/2006 Ikuti kami selengkapnya di WhatsApp silakan mendaftar terlebih dahuluInstagram pusatstudiislamTelegram Fanspage Haditsyang panjang dari Rasul yang mulia Shallallahu ‘alaihi wa sallam di bawah ini memberi ilmu kepada kita tentang hal itu. Sungguh ini suatu berita yang shahih (benar) dari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, dan setiap berita yang datang darinya pasti benar adanya karena: “Tidaklah beliau berbicara dari hawa nafsunya, hanyalah

Jakarta - Salah satu tugas utama Jibril adalah menyampaikan wahyu kepada Nabi Muhammad SAW. Cara Malaikat Jibril menyampaikan wahyu telah disebutkan dalam sejumlah Abdul Majid Az-Zandani mengatakan dalam Ilmul Iman, dalam Shahih Bukhari disebutkan sebuah riwayat dari Aisyah RA bahwa Al-Harits bin Hisyam pernah bertanya kepada Rasulullah SAW, "Wahai Rasulullah, bagaimana cara turunnya wahyu kepada engkau?"Rasulullah SAW menjawab, "Terkadang wahyu datang seperti suara bising lonceng. Tentu saja hal ini memberatkanku, sehingga ketika suasana tersebut berhenti, aku sudah menyadari apa yang disampaikan oleh Jibril. Ada kalanya Malaikat Jibril mengubah wujud menjadi seorang laki-laki yang berbicara denganku dan aku pun menyadari apa yang diucapkannya."Malaikat Jibril juga pernah menyampaikan wahyu melalui mimpi. Aisyah RA berkata, "Aku pernah melihat beliau sedang diturunkan wahyu kepadanya saat musim dingin yang sangat dingin, kemudian wahyu itu berhenti, ternyata kening Nabi bercucuran keringat." HR Bukhari dan MuslimBukhari juga meriwayatkan dari Aisyah RA dia berkata, "Sesungguhnya apa yang mula-mula terjadi pada Rasulullah SAW adalah mimpi yang benar di waktu tidur, beliau tidaklah melihat mimpi kecuali mimpi itu datang bagaikan terangnya waktu pagi hari."Selain itu, menurut Rizem Aizid dalam buku Sejarah Peradaban Islam Terlengkap, Malaikat Jibril menyampaikan wahyu dengan cara memasukkan wahyu tersebut ke dalam hati Nabi Muhammad SAW. Cara seperti ini membuat Rasulullah SAW merasakan wahyu itu sudah ada di dalam hati dan pikiran Rizem Aizid, cara seperti itu juga membuat Malaikat Jibril tidak perlu menampakkan dirinya di hadapan Nabi Muhammad SAW. Selain cara tersebut, Malaikat Jibril juga pernah menampakkan dirinya di hadapan NabI SAW saat menyampaikan yang berkenaan dengan Jibril menampakkan wujud aslinya disebutkan dalam Al-Qur'an surah An Najm ayat 13-14 dan surah At Takwir ayat 22-23. Allah SWT berfirmanوَلَقَدْ رَاٰهُ نَزْلَةً اُخْرٰىۙ ١٣ عِنْدَ سِدْرَةِ الْمُنْتَهٰى ١٤Artinya "Sungguh, dia Nabi Muhammad benar-benar telah melihatnya dalam rupa yang asli pada waktu yang lain, yaitu ketika di Sidratulmuntaha." QS An Najm 13-14وَمَا صَاحِبُكُمْ بِمَجْنُوْنٍۚ ٢٢ وَلَقَدْ رَاٰهُ بِالْاُفُقِ الْمُبِيْنِۚ ٢٣Artinya "Temanmu Nabi Muhammad itu bukanlah orang gila. Sungguh, dia Nabi Muhammad benar-benar telah melihatnya Jibril di ufuk yang terang." QS At Takwir 22-23Berdasarkan sejumlah keterangan di atas, berikut cara Malaikat Jibril menyampaikan wahyu kepada Rasulullah SAWDatangnya wahyu seperti suara lonceng yang sangat kuat dan Jibril mengubah wujud seperti seorang manusia Jibril memasukkan wahyu ke dalam hati Rasulullah turun melalui Jibril menampakkan wujud melalui perantara Malaikat Jibril, Allah SWT juga pernah menyampaikan wahyu secara langsung kepada Rasulullah SAW. Disebutkan dalam buku Meneladani Rasulullah melalui Sejarah karya Sri Januarti Rahayu, cara seperti ini sebagaimana Allah berfirman dengan Musa bin Imran. Simak Video "Permintaan Maaf Wanita Simpan Al-Qur'an Dekat Sesajen-Akui Tertarik Islam" [GambasVideo 20detik] kri/lus

Imankepada Malaikat merupakan salah satu landasan agama Islam. AllahTa`ala berfirman yang artinya: “Rasul telah beriman kepada al-Quran yang diturunkan kepadanya dari Tuhannya, demikian juga orang-orang yang beriman.Semuanya beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya dan rasul-rasul-Nya….†(QS.Al-Baqarah: 285) DISEBUTKAN dalam Shahih Bukhari Volume 4 hadist nomor 3231 Istri Rasulullah SAW Aisyah ra bertanya kepada Rasulullah SAW, “Adakah hari dalam hidupmu yang lebih buruk dari pada hari perang Uhud? Yang manakah hari terburuk dalam hidupmu?” Rasulullah SAW menjawab, “Ya, itu adalah hari Aqabah di Thaif.” Ketika Rasulullah menyampaikan pesan Islam kepada penduduk Thaif, mereka justru menimpukinya dan mereka tidak mendengarkan pesannya dan mereka tidak mematuhi Rasulullah dan beberapa riwayat mengatakan mereka menimpukkinya dengan batu. Ini adalah hari terburuk dalam hidupnya. Lalu ketika Rasulullah berbaring dengan wajahnya menghadap matahari dan tiba-tiba Dia melihat segumpal awan kelabu meneduhi kepalanya. Dan ketika Beliau menengadah, Rasulullah melihat malaikat Jibril Malaikat Jibril berkata “Allah telah menyaksikan apa yang mereka lakukan kepadamu, dan bagaimana perlakuan mereka kepadamu. Jadi Allah telah mengutus malaikat penjaga gunung untuk membantumu,” Kemudian Malaikat Jibril memanggil malaikat penjaga gunung. Ketika malaikat penjaga gunung datang, Ia berkata kepada Rasulullah SAW, “Tuhanmu telah mengutusku, dan kami telah mendengar dan menyaksikan apa yang dilakukan orang-orang kepadamu. Perintahkanlah apa yang harus kulakukan. Apapun katamu akan ku lakukan. Apa kau ingin aku mengangkat dua gunung di Kota Mekkah? Sehingga orang-orang itu akan remuk karena terhimpit gunung itu?“ Rasulullah SAW menjawab “Tidak, aku lebih mengizinkan jika Allah SWT menjadikan keturunan dari orang-orang ini, generasi orang-orang setelah ini menyembah Allah dan tidak menyekutukan-Nya.” MasyaAllah, bayangkanlah Nabi bersabda bahwa ini merupakan hari terburuk dalam hidupnya. Bayangkan jika ini hari terburuk dalam hidup kita dan seseorang ingin menolongmu dan berkata, “Aku dapat menghancurkan mereka” Tapi di sini Rasulullah menjawab “Jangan hancurkan mereka”. Beliau justru menginginkan agar keturunanan mereka tidak mengikuti mereka dan beriman kepada Allah. Disebutkan dalam Shahih Bukhari Volume 8 hadist nomor 6397 bahwa seseorang menghampiri Rasulullah dan berkata, “Penduduk Daus mereka tidak setuju dengan pesan Islam dan mereka menolak pesannya mengapa kau tidak mengutuk penduduk Daus ini?” Dan sahabat mengira bahwa sekarang Rasulullah akan mengutuk penduduk Daus. Tapi Rasulullah SAW justru berdoa kepada Allah, “Ya Allah, tuntunlah penduduk Desa Daus sehingga mereka dengat dengan kami. Berilah hidayah, berilah petunjuk”. Dan Rasul tidak mengutuk mereka. Begitulah teladan Nabi, selalu sabar dalam segala kondisi. Hal ini tentu akan sangat sulit direalisasikan pada masa kini. Dimana sebagian kita, lebih memilih marah dan benci. []
Seseorangpernah bertanya kepada Rasulullah, “Siapa orang yang paling berhak diperlakukan dengan baik?" Rasul menjawab, “Ibumu, ibumu, ibumu; lalu bapakmu; baru kemudian kepada orang yang lebih dekat dan seterusnya. (HR Muslim). Dari beberapa hadis di atas dapatlah dipahami, bahwa Islam benar-benar menghargai dan memuliakan kaum hawa.
BISA dikatakan, kecintaan umat muslim kepada sang panutan Nabi Muhammad Saw merupakan cinta yang sejati. Bagaimana tidak, tanpa pernah bertemu, bertatap muka, kita bisa begitu menyayanginya, mengagumi sosoknya. Hanya melalui kisah-kisahnya tentangnya lah rasa rindu padanya bisa sedikit terobati. Kisah berikut mengisahkan tentang masa-masa yang amat membuat Rasulullah Saw begitu bersedih. Perasaan pilu tersebut melebihi kesedihannya ketika Rasul akan dibunuh pada perang Uhud. Bahkan Nabi mengatakan jika tidak ada yang paling menyedihkan dalam hidupnya selain hari itu. Ternyata kesedihan ini justru menjadi kemarahan malaikat penjaga gunung. Sampai-sampai, malaikat tersebut ingin mengangkat dua gunung lalu menghimpitkannya ke Kota Mekkah. Seperti apa kisahnya? Disebutkan dalam Shahih Bukhari Volume 4 hadist nomor 3231 Istri Rasulullah SAW Aisyah ra bertanya kepada Rasulullah SAW “Adakah hari dalam hidupmu yang lebih buruk dari pada hari perang Uhud?” Yang manakah hari terburuk dalam hidupmu? Rasulullah SAW menjawab, Ya, itu adalah hari Aqabah di Thaif. Ketika Rasulullah menyampaikan pesan Islam kepada penduduk Thaif, mereka justru menimpukinya dan mereka tidak mendengarkan pesannya dan mereka tidak mematuhi Rasulullah dan beberapa riwayat mengatakan mereka menimpukkinya dengan batu. Ini adalah hari terburuk dalam hidupnya. Lalu ketika Rasulullah berbaring dengan wajahnya menghadap matahari dan tiba-tiba Dia melihat segumpal awan kelabu meneduhi kepalanya. Dan ketika Beliau menengadah, Rasulullah melihat malaikat Jibril Malaikat Jibril berkata “Allah telah menyaksikan apa yang mereka lakukan kepadamu, dan bagaimana perlakuan mereka kepadamu. Jadi Allah telah mengutus malaikat penjaga gunung untuk membantumu,” Kemudian Malaikat Jibril memanggil malaikat penjaga gunung. Ketika malaikat penjaga gunung datang, Ia berkata kepada Rasulullah SAW, “Tuhanmu telah mengutusku, dan kami telah mendengar dan menyaksikan apa yang dilakukan orang-orang kepadamu. Perintahkanlah apa yang harus kulakukan. Apapun katamu akan ku lakukan. Apa kau ingin aku mengangkat dua gunung di Kota Mekkah? Sehingga orang-orang itu akan remuk karena terhimpit gunung itu?“ Rasulullah SAW menjawab “Tidak, aku lebih mengizinkan jika Allah SWT menjadikan keturunan dari orang-orang ini, generasi orang-orang setelah ini menyembah Allah dan tidak menyekutukan-Nya” MasyaAllah, bayangkanlah Nabi bersabda bahwa ini merupakan hari terburuk dalam hidupnya. Bayangkan jika ini hari terburuk dalam hidup kita dan seseorang ingin menolongmu dan berkata “Aku dapat menghancurkan mereka” Tapi di sini Rasulullah menjawab “Jangan hancurkan mereka” Beliau justru menginginkan agar keturunanan mereka tidak mengikuti mereka dan beriman kepada Allah. Disebutkan dalam Shahih Bukhari Volume 8 hadist nomor 6397 bahwa seseorang menghampiri Rasulullah dan berkata “Penduduk Daus mereka tidak setuju dengan pesan Islam dan mereka menolak pesannya mengapa kau tidak mengutuk penduduk Daus ini?” Dan sahabat mengira bahwa sekarang Rasulullah akan mengutuk penduduk Daus. Tapi Rasulullah SAW justru berdoa kepada Allah “Ya Allah, tuntunlah penduduk Desa Daus sehingga mereka dengat dengan kami. Berilah hidayah, berilah petunjuk”. Dan Rasul tidak mengutuk mereka. Begitulah teladan Nabi, selalu sabar dalam segala kondisi. Hal ini tentu akan sangat sulit direalisasikan pada masa kini. Dimana sebagian kita, lebih memilih marah dan benci. []
.