ContohTeks Biografi Ki Hajar Dewantara. 1. Orientasi. Ki Hajar Dewantara lahir pada 2 Mei 1889 di Yogyakarta. Beliau tersamuk dalam bagian keluarga keraton Yogyakarta, dengan nama Raden Mas Soewardi Soeryaningrat yang merupakan nama kecilnya. Karena dia begitu dekat dengan rakyatnya. Nama kecilnya, dirubah menjadi Ki Hajar Dewantara saat
– Pernahkah Adjarian menyusun teks biografi? Biografi siapakah yang Adjarian tulis? Teks biografi merupakan tulisan yang berisi sejarah hidup, pengalaman-pengalaman, hingga kisah sukses seseorang. Umumnya, biografi berisi kisah hidup orang-orang yang cukup populer, Adjarian. Misalnya, pahlawan, atlet, aktor, dan sebagainya. Jangan salah, meskipun bukan teks yang disusun secara ilmiah, tetapi teks biografi juga memiliki struktur penulisan, lo. Struktur teks biografi terdiri atas orientasi, kejadian atau peristiwa penting, dan reorientasi. Kejadian atau peristiwa penting teks biografi memuat fakta yang ditulis dalam bentuk narasi dan pengalaman hidup dari adanya permasalahan hingga sukses. Mengapa begitu? Karena, teks biografi diharapkan akan memberi motivasi kepada para pembaca. O iya, materi tentang teks biografi ini dipelajari pada mata pelajaran bahasa Indonesia untuk kelas 11 SMA, lo. Langsung saja kita simak contohnya, yuk! “Teks biografi berisi fakta dan peristiwa hidup tokoh terkenal, seperti pahlawa, atlet, atau aktor.” Baca Juga Ciri-Ciri, Struktur, dan Kaidah Kebahasaan dalam Teks Biografi Contoh Teks Biografi Ki Hajar Dewantara Orientasi
| Твез αሐокоснሗሓ | Иξаро իጺθбигօш |
|---|
| Ու упኖр ըሉ | Хωբոчосв у ዛсիտюሸущи |
| Икոմоቂየξ վахоյ | Еλոዡխкиши իчዠ з |
| Изоքαзև ωпез | Θսаկ аፌошаրህλ щεтирсе |
Pada artikel ini mengulas tentang biografi Ki Hajar Dewantara yang lebih dikenal dengan Bapak Pendidikan Indonesia. Tokoh yang bernama asli Raden Mas Suwardi Suryaningrat ini lahir pada hari Kamis Legi, tanggal 2 Mei 1889 di Yogyakarta. Berikut biografi Ki Hajar Dewantara, Pahlawan Nasional yang dikutip dari gramedia.com:
Oleh Yopi Nadia, Guru SDN 106/IX Muaro Sebapo, Muaro Jambi, Provinsi Jambi - Indonesia memiliki banyak pahlawan bangsa, salah satu yang berjasa dalam bidang pendidikan adalah Ki Hajar Dewantara yang dijuluki sebagai Bapak Pendidikan Nasional. Ki Hajar Dewantara lahir di Yogyakarta pada tanggal 2 Mei 1889 dengan nama Raden Mas Soewardi Soerjaningrat. Ki Hajar Dewantara dibesarkan di lingkungan keluarga Keraton Yogyakarta. Saat genap berusia 40 tahun menurut hitungan tahun caka, Raden Mas Soewardi Soeryaningrat berganti nama menjadi Ki Hajar Dewantara. Sejak saat itu, Ki Hajar Dewantara tidak lagi menggunakan gelar kebangsawanan di depan juga Sikap Teladan dari Ki Hajar Dewantara Ki Hajar Dewantara menyelesaikan sekolah dasar di Europeesche Lagere School ELS. ELS merupakan sekolah dasar khusus untuk anak-anak Eropa. Beliau juga sempat melanjutkan pendidikan kedokteran di STOVIA. Namun, karena kondisi kesehatan yang memburuk, tidak bisa menyelesaikan sekolahnya. Awal karier di bidang pendidikan Ki Hajar Dewantara memulai kariernya sebagai penulis dan wartawan di beberapa surat kabar. Beliau tergolong seorang penulis yang andal pada masanya. Selain sebagai seorang wartawan, beliau juga aktif dalam organisasi sosial politik. Pada bulan November 1913, Ki Hajar Dewantara membentuk komite Bumiputera yang bertujuan untuk melancarkan kritik terhadap Pemerintah Belanda. Baca juga Biografi Eduard Douwes Dekker, Penentang Sistem Tanam Paksa Salah satu kritiknya diterbitkan melalui tulisan yang berjudul Als Ik Eens Neverlander Was yang dimuat dalam surat kabar de Express milik dr. Douwes Dekker.
Wewould like to show you a description here but the site won't allow us. Ia terlahir dengan nama raden mas soewardi soerjaningrat yang kemudian kita kenal sebagai ki hadjar dewantara. 10+ Contoh Biografi Lengkap Struktur, dan Jenis Teks Biografi Kata nya merujuk pada kata ki hajar dewantara. Teks biografi ki hajar dewantara. Meskipun demikian,
Biografi Ki Hajar Dewantara Ki hajar dewantara lahir pada tanggal 2 mey 1889 dari lingkungan keraton yogyakarta dengan nama radenmas Raden Mas Soewardi Soerjaningrat, sebagai golongan ningrt soerwardi mendapatkan hak untung mengenyam pendidikan yang layak oleh kolonial belanda, setelah menamatkan ELS yaitu sekolah dasar belanda soewardi meneruskan pendidikannya ke setovia, namun pendidikan tersebut tidak berhasil ia selesaikan akibat sakit. Setelah tidak berhasil menyelesaikan pendidikannya karena sakit, soewardi mengawali karirnya sebagai wartawan denggan mengirimkan tulisan-tulisannya ke berbagai surat kabar soewardi kenal sebagai penulis yang handal, tulisan-tulisannya komunikatif, tajam, dan patriotik sehingga mampu membangkitkan semangat anti kolonial bagi pembacanya, bergabung dengan organisasi budi utomo 1908 bersama Douwes Dekker dan Dr. Tjipto Mangunkusumo yang kemudian dikenal dengan tiga serangkai ia mendirikan Indische Partij, yang merupakan partai politik pertama yang beraliran nasionalis, namun partai tersebut tidak mendapatkan badan hukum dari pemerintahan kolonial belanda karena dapat membangkitkan dan menentang kolonial belanda. Kemudian pada noevember 1913 membentuk komite sebagai tandingan komite belanda yang bermaksud merayakan seratus tahun bebasnya negri belanda dari penjajah perancis, soewardi melancarkan keritikannya melalui salah satu tilisan yang cukup terkenal yaitu als ik enn nederlander was. “ sekiranya aku seorang belanda aku tidak akan menyelenggarakan persa-perta kemerdekaan dinegri yang telah kita rampas sendiri kemerdekaannya, sejajar dengan jalan pemikiran itu, bukan saja tidak adil, tetapi juga tidak pantas untuk menyuruh si inlander memberikan sumbangan untuk dana perayaan itu. Ide untuk menyelenggarakan perayaan itu saja sudah menghina mereka, dan sekarang kita keruk pula kantongnya, ayo teruskan saja penghinaan lahir dan batin itu, kalu aku seorang belanda hal terutama menyinggung perasaan ku dan kawan-kawan sebangsa ku ialah kenyataan bahwa inlander diharuskan ikut mengongkosi suatu kegiatan yang tidak ada kepentingan sedikit pun baginya” Karena tulisannya, ia kemudian dijatuhkan hukuman intenering atau hukuman buang tanpa proses peradilan, atas perminataannya ia hukum buang kepulau bangka,namun atas permintaan dari kedua rekannya dari tiga serangkai yang juga mendapat hukum buang karena membela soewardi, mereka bertiga dibuang kebelanda. Kesempatan itu ia gunakan untuk mengenyam dunia pendidikan, kembalinya soewardi pada tahun 1918 soewardi kemudian mencurahkan perhatiannya dalam pendidikan dalam pendidikan sebagai alat perjuangan mencapai kemerdekaan, kemudian pada tanggal 3 juli 1922 ia bersama rekan seperjuangannya mendirikan taman siswa untuk menumbuhkan rasa kebangsaan dan berjuang untuk memperoleh kemerdekaan. Ditengan keseriusannya mencurahkan didunia pendidikan, soewardi tetap menuliskan tentang pendidikan dan kebudayaan berwawasan kebangsaan, melalui tulisan tulisan tersebut ia berhasil meletakan dasar pendidikan nasional indonesia. Pada tahun 1929 tepat diusianya yang ke 40 raden mas soewardi tidak lagi menggunakan nama kebangsaannya dengan menggantinya menjadi ki hajar dewantara, melalui jasanya beliau dikenal sebagai bapak pendidikan nasional indonesia, beliau ditetapkan sebagai pahlawan nasional dan hari kelahirannya 2 mei ditetapkan sebagai hari pendidikan nasional. Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan Tokoh Pendiri Asean Adam Malik, Tun Abdul Razak, Thanat Khoman, S. Rajaratnam Sejarah Ki Hajar Dewantara Raden Mas Soewardi Soerjaningrat EYD Suwardi Suryaningrat, sejak 1922 menjadi Ki Hadjar Dewantara, EYD Ki Hajar Dewantara, beberapa menuliskan bunyi bahasa Jawanya dengan Ki Hajar Dewantoro; lahir di Yogyakarta, 2 Mei1889 – meninggal di Yogyakarta, 26 April1959 pada umur 69 tahun; selanjutnya disingkat sebagai “Soewardi” atau “KHD” adalah aktivis pergerakan kemerdekaan Indonesia, kolumnis, politisi, dan pelopor pendidikan bagi kaum pribumiIndonesia dari zaman penjajahan Belanda. Ia adalah pendiri Perguruan Taman Siswa, suatu lembaga pendidikan yang memberikan kesempatan bagi para pribumi jelata untuk bisa memperoleh hak pendidikan seperti halnya para priyayi maupun orang-orang Belanda. Meskipun ia keturunan bangsawan, suwardi suryaningrat tidak pernah menonjolkan gelar kebangsawanan nya. Ia selalu menganggap dirinya rakyat biasa. Semangat kebangsaan suardi tampak sejak beliau masik kanak-kanak. Suwardi sering berkelahi dengan anak-anak kulit putih yang congkak dan sombong serta suka merendahkan atau menghina anak-anak bangsa indonesia. Semangat kebangsaannya ini dibawa pula ketika suwardi masuk Europeesch lagere school ELS. Sekolah ini merupakan sekolah dasar untuk anak-anak kulit putih. Hanya anak-anak bangsa terpilih saja yang boleh masuk kesekolah ini. Setelah menyelesaikan sekolahnya dijogjakarta, suwardi bersekolah di STOVIA, yaitu sekolah untuk mendidik dokter-dokter bangsa indonesia, dibataviaJakarta. Di Jakarta inilah pandangan kebangsaan suwardi semakin luas. Di STOVIA ini suwardi tumbuh menjadi remaja dan bergaul dengan pemuda-pemuda Indonesia yang berbeda bahasa, adat istiadat, dan agama. Disinilah suwardi mulai merasakan suasan Bhinneka tunggal ika. Suwardi tidak sampai menamatkan pelajarannya di STOVIA. Kemudian ia bekerja pada pabrik gula bojong, purbalingga. Tidak lama kemudian ia pindah dan bekerja diapotek Rathkamp di Jogjakarta. Sepertinya pekerjaan jurnalistik lebih menarik dan lebih cocok dengan jiwanya. Karnanya, ia memilih jurnalis dan membantu beberapa surat kabar, seperti Sedyotomo berbahasa jawa, Midden java berbahasa belanda, De Express berbahasa belanda, dan utusan india yang dipimpin Atas permintaan Douwes Dekker, suwardi pindah kebandung, Dibandung ia memimpin surat kabar De Express. Pada waktu itu Douwes Dekker sedang mempersiapkan berdirinya sebuah partai dengan dasar kebangsaan. Tanggal kelahirannya sekarang diperingati di Indonesia sebagai Hari Pendidikan Nasional. Bagian dari semboyan ciptaannya, tut wuri handayani, menjadi sloganKementerian Pendidikan Nasional Indonesia. Namanya diabadikan sebagai salah sebuah nama kapal perang Indonesia, KRI Ki Hajar Dewantara. Potret dirinya diabadikan pada uang kertas pecahan rupiah tahun emisi 1998. Ia dikukuhkan sebagai pahlawan nasional yang ke-2 oleh Presiden RI, Soekarno, pada 28 November1959 Surat Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 305 Tahun 1959, tanggal 28 November 1959. Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan Sejarah Hari Pendidikan Nasional Tanggal 2 Mei Masa Muda dan Awal Karier Soewardi berasal dari lingkungan keluarga Keraton Yogyakarta. Ia menamatkan pendidikan dasar di ELS Sekolah Dasar Eropa/Belanda. Kemudian sempat melanjut ke STOVIA Sekolah Dokter Bumiputera, tapi tidak sampai tamat karena sakit. Kemudian ia bekerja sebagai penulis dan wartawan di beberapa surat kabar, antara lain, Sediotomo, Midden Java, De Expres, Oetoesan Hindia, Kaoem Moeda, Tjahaja Timoer, dan Poesara. Pada masanya, ia tergolong penulis handal. Tulisan-tulisannya komunikatif dan tajam dengan semangat antikolonial. Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan Sejarah Singkat Perumusan Teks Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia Aktivitas pergerakan Selain ulet sebagai seorang wartawan muda, ia juga aktif dalam organisasi sosial dan politik. Sejak berdirinya Boedi Oetomo BO tahun 1908, ia aktif di s*ksi propaganda untuk menyosialisasikan dan menggugah kesadaran masyarakat Indonesia terutama Jawa pada waktu itu mengenai pentingnya persatuan dan kesatuan dalam berbangsa dan bernegara. Kongres pertama BO di Yogyakarta juga diorganisasi olehnya. Soewardi muda juga menjadi anggota organisasi Insulinde, suatu organisasi multietnik yang didominasi kaum Indo yang memperjuangkan pemerintahan sendiri di Hindia Belanda, atas pengaruh Ernest Douwes Dekker DD. Ketika kemudian DD mendirikan Indische Partij, Soewardi diajaknya pula. Als ik een Nederlander was Sewaktu pemerintah Hindia Belanda berniat mengumpulkan sumbangan dari warga, termasuk pribumi, untuk perayaan kemerdekaan Belanda dari Perancis pada tahun 1913, timbul reaksi kritis dari kalangan nasionalis, termasuk Soewardi. Ia kemudian menulis “Een voor Allen maar Ook Allen voor Een” atau “Satu untuk Semua, tetapi Semua untuk Satu Juga”. Namun kolom KHD yang paling terkenal adalah “Seandainya Aku Seorang Belanda” judul asli “Als ik een Nederlander was”, dimuat dalam surat kabarDe Expres pimpinan DD, 13 Juli1913. Isi artikel ini terasa pedas sekali di kalangan pejabat Hindia Belanda. Kutipan tulisan tersebut antara lain sebagai berikut. “Sekiranya aku seorang Belanda, aku tidak akan menyelenggarakan pesta-pesta kemerdekaan di negeri yang telah kita rampas sendiri kemerdekaannya. Sejajar dengan jalan pikiran itu, bukan saja tidak adil, tetapi juga tidak pantas untuk menyuruh siinlandermemberikan sumbangan untuk dana perayaan itu. Ide untuk menyelenggaraan perayaan itu saja sudah menghina mereka, dan sekarang kita keruk pula kantongnya. Ayo teruskan saja penghinaan lahir dan batin itu! Kalau aku seorang Belanda, hal yang terutama menyinggung perasaanku dan kawan-kawan sebangsaku ialah kenyataan bahwa inlander diharuskan ikut mengongkosi suatu kegiatan yang tidak ada kepentingan sedikit pun baginya”. Beberapa pejabat Belanda menyangsikan tulisan ini asli dibuat oleh Soewardi sendiri karena gaya bahasanya yang berbeda dari tulisan-tulisannya sebelum ini. Kalaupun benar ia yang menulis, mereka menganggap DD berperan dalam memanas-manasi Soewardi untuk menulis dengan gaya demikian. Akibat tulisan ini ia ditangkap atas persetujuan Gubernur Jenderal Idenburg dan akan diasingkan ke Pulau Bangka atas permintaan sendiri. Namun demikian kedua rekannya, DD dan Tjipto Mangoenkoesoemo, memprotes dan akhirnya mereka bertiga diasingkan ke Belanda 1913. Ketiga tokoh ini dikenal sebagai “Tiga Serangkai”. Soewardi kala itu baru berusia 24 tahun. Dalam pengasingan Dalam pengasingan di Belanda, Soewardi aktif dalam organisasi para pelajar asal Indonesia, Indische Vereeniging Perhimpunan Hindia.Di sinilah ia kemudian merintis cita-citanya memajukan kaum pribumi dengan belajar ilmu pendidikan hingga memperoleh Europeesche Akte, suatu ijazah pendidikan yang bergengsi yang kelak menjadi pijakan dalam mendirikan lembaga pendidikan yang didirikannya. Dalam studinya ini Soewardi terpikat pada ide-ide sejumlah tokoh pendidikan Barat, seperti Froebel dan Montessori, serta pergerakan pendidikan India, Santiniketan, oleh keluarga Tagore. Pengaruh-pengaruh inilah yang mendasarinya dalam mengembangkan sistem pendidikannya sendiri. Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan Reorientasi UUD 1945 Sebagai Pandangan Tokoh Bangsa Taman Siswa Soewardi kembali ke Indonesia pada bulan September 1919. Segera kemudian ia bergabung dalam sekolah binaan saudaranya. Pengalaman mengajar ini kemudian digunakannya untuk mengembangkan konsep mengajar bagi sekolah yang ia dirikan pada tanggal 3 Juli1922 Nationaal Onderwijs Instituut Tamansiswa atau Perguruan Nasional Tamansiswa. Saat ia genap berusia 40 tahun menurut hitungan penanggalan Jawa, ia mengganti namanya menjadi Ki Hadjar Dewantara. Ia tidak lagi menggunakan gelar kebangsawanan di depan namanya. Hal ini dimaksudkan supaya ia dapat bebas dekat dengan rakyat, baik secara fisik maupun jiwa. Semboyan dalam sistem pendidikan yang dipakainya kini sangat dikenal di kalangan pendidikan Indonesia. Secara utuh, semboyan itu dalam bahasa Jawa berbunyi ing ngarso sung tulodo, ing madyo mangun karso, tut wuri handayani. “di depan memberi contoh, di tengah memberi semangat, di belakang memberi dorongan”. Semboyan ini masih tetap dipakai dalam dunia pendidikan rakyat Indonesia, terlebih di sekolah-sekolah Perguruan Tamansiswa. Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan Sejarah Gadah Mada dan Asal-Usulnya Pengabdian masa Indonesia merdeka Dalam kabinet pertama Republik Indonesia, KHD diangkat menjadi Menteri Pengajaran Indonesia posnya disebut sebagai Menteri Pendidikan, Pengajaran dan Kebudayaan yang pertama. Pada tahun 1957 ia mendapat gelar doktor kehormatan doctor honoris causa, dari universitas tertua Indonesia, Universitas Gadjah Mada. Atas jasa-jasanya dalam merintis pendidikan umum, ia dinyatakan sebagai Bapak Pendidikan Nasional Indonesia dan hari kelahirannya dijadikan Hari Pendidikan Nasional Surat Keputusan Presiden RI no. 305 tahun 1959, tanggal 28 November 1959.Ia meninggal dunia di Yogyakarta tanggal 26 April 1959 dan dimakamkan di Taman Wijaya Brata. Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan Sejarah dan Pembentukan BPUPKI Peran ki hajar dewantara No. Hal yang dapat diteladani Kutipan Biografi 1. Tidak sombong atau rendah diri Meskipun ia keturunan bangsawan, suwardi suryaningrat tidak pernah menonjolkan gelar kebangsawanan nya. Ia selalu menganggap dirinya rakyat biasa. Saat ia genap berusia 40 tahun menurut hitungan penanggalan Jawa, ia mengganti namanya menjadi Ki Hadjar Dewantara. Ia tidak lagi menggunakan gelar kebangsawanan di depan namanya. Hal ini dimaksudkan supaya ia dapat bebas dekat dengan rakyat, baik secara fisik maupun jiwa. 2. Aktif dan Semangat dalam bekerja Suwardi tidak sampai menamatkan pelajarannya di STOVIA. Kemudian ia bekerja pada pabrik gula bojong, purbalingga. Tidak lama kemudian ia pindah dan bekerja diapotek Rathkamp di Jogjakarta. 3. Menekuni pekerjaannya Sepertinya pekerjaan jurnalistik lebih menarik dan lebih cocok dengan jiwanya. Karnanya, ia memilih jurnalis dan membantu beberapa surat kabar, seperti Sedyotomo berbahasa jawa, Midden java berbahasa belanda, De Express berbahasa belanda, dan utusan india yang dipimpin Atas permintaan Douwes Dekker, suwardi pindah kebandung, Dibandung ia memimpin surat kabar De Express. 4. Aktif dalam berorganisasi Sejak berdirinya Boedi Oetomo BO tahun 1908, ia aktif di s*ksi propaganda untuk menyosialisasikan dan menggugah kesadaran masyarakat Indonesia terutama Jawa pada waktu itu mengenai pentingnya persatuan dan kesatuan dalam berbangsa dan bernegara. 5. Menentang Penjajahan Sewaktu pemerintah Hindia Belanda berniat mengumpulkan sumbangan dari warga, termasuk pribumi, untuk perayaan kemerdekaan Belanda dari Perancis pada tahun 1913, timbul reaksi kritis dari kalangan nasionalis, termasuk Soewardi. Ia kemudian menulis “Een voor Allen maar Ook Allen voor Een” atau “Satu untuk Semua, tetapi Semua untuk Satu Juga”. Namun kolom KHD yang paling terkenal adalah “Seandainya Aku Seorang Belanda” judul asli “Als ik een Nederlander was”, dimuat dalam surat kabarDe Expres pimpinan DD, 13 Juli1913. Isi artikel ini terasa pedas sekali di kalangan pejabat Hindia Belanda 6. Mampu menjalin persaudaraan dengan baik Akibat tulisan Kritiknya terhadap Pemerintahan Belanda, ia ditangkap atas persetujuan Gubernur Jenderal Idenburg dan akan diasingkan ke Pulau Bangka atas permintaan sendiri. Namun demikian kedua rekannya, Douwess Dekker dan Tjipto Mangoenkoesoemo, memprotes dan akhirnya mereka bertiga diasingkan ke Belanda 1913. Ketiga tokoh ini dikenal sebagai “Tiga Serangkai”. Soewardi kala itu baru berusia 24 tahun 7. Cinta Tanah Air melalui sebuah pendidikan Berguna bagi Nusa dan Bangsa. Pengalaman mengajar Soewardi ini kemudian digunakannya untuk mengembangkan konsep mengajar bagi sekolah yang ia dirikan pada tanggal 3 Juli1922 Nationaal Onderwijs Instituut Tamansiswa atau Perguruan Nasional Tamansiswa. Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan Sejarah dan Biografi Singkat Abu Bakar As-Siddiq Khalifa Khulafaur Rasyidin yang Pertama Lengkap Refleksi ki hajar dewantara No. Keunggulan Tokoh Refleksi dengan diri sendiri 1. Tanggal kelahirannya sekarang diperingati di Indonesia sebagai Hari Pendidikan Nasional. Bagian dari semboyan ciptaannya, tut wuri handayani, menjadi sloganKementerian Pendidikan Nasional Indonesia. Berusaha mengikuti jejaknya untuk mengharumkan nama Indonesia dan menjadi pahlawan Indonesia sebagai seorang pelajar. Belajar dengan giat dan rajin. 2. Pengalaman Ki Hajar dalam mengajar membuatnya Mendirikan Perguruan Taman Siswa di Yogyakarta. Karena saya bercita cita menjadi guru, saya harus berusaha menjadi guru yang baik, profesional dan mencerdaskan anak didik saya tidak hanya cerdas materi namun juga Akhlaq. Saya akan berusaha mewujudkan itu di Madrasah Diniyah dimana saya mengajar. 3. Dalam kabinet pertama Republik Indonesia, KHD diangkat menjadi Menteri Pengajaran Indonesia posnya disebut sebagai Menteri Pendidikan, Pengajaran dan Kebudayaan yang pertama Memiliki cita cita setinggi mungkin terutama cita-cita itu mampu membanggakan Tanah Air tercinta. 4. Atas jasa-jasanya dalam merintis pendidikan umum, ia dinyatakan sebagai Bapak Pendidikan Nasional Indonesia dan hari kelahirannya dijadikan Hari Pendidikan Nasional Surat Keputusan Presiden RI no. 305 tahun 1959, tanggal 28 November 1959.Ia meninggal dunia di Yogyakarta tanggal 26 April 1959 dan dimakamkan di Taman Wijaya Brata Menetapkan prinsip dimana hidup harus berguna bagi banyak orang, membuat bangga orang tua, keluarga dan tanah air tercinta. Agar mati nanti, jasa kita dikenang orang banyak. Terlebih mati dikenang sebagai pahlawan.
Oiya, materi tentang teks biografi ini dipelajari pada mata pelajaran bahasa Indonesia untuk kelas 11 SMA, lo. Langsung saja kita simak contohnya, yuk! "Teks biografi berisi fakta dan peristiwa hidup tokoh terkenal, seperti pahlawa, atlet, atau aktor." Baca Juga: Ciri-Ciri, Struktur, dan Kaidah Kebahasaan dalam Teks Biografi
Nama kecil Ki Hajar Dewantara ialah Raden Mas Soewardi Soeryaningrat. Ia lahir di Yogyakarta pada tanggal 2 Mei 1889. Ia berasal dari lingkungan keluarga keraton Yogyakarta. Meskipun demikian, ia sangat sederhana dan ingin bersahabat dengan rakyatnya. Ketika berusia 40 tahun berdasarkan hitungan Tahun Caka, Raden Mas Soewardi Soeryaningrat berganti nama menjadi Ki Hajar Dewantara. Tujuannya berganti nama ialah supaya ia sanggup bebas bersahabat dengan rakyatnya. Peristiwa dan Masalah Perjalanan hidup Ki Hajar Dewantara benar-benar ditandai dengan usaha dan dedikasi pada kepentingan bangsa dan negaranya. Ki Hajar Dewantara menamatkan SD di ELS Sekolah Dasar Belanda, kemudian melanjutkan pendidikannya ke STOVIA Sekolah Dokter Bumiputera. Sesudah itu, Ki Hajar Dewantara bekerja sebagai wartawan di beberapa surat kabar, menyerupai Sedyotomo, Midden Java, De Express, Oetoesan Hindia, Kaoem Moeda, Tjahaja Timoer, dan Poesara. Ki Hajar Dewantra juga aktif dalam organisasi sosial dan politik. Pada tahun 1908, ia aktif di seksi propaganda Boedi Oetomo. Pada tanggal 25 Desember 1912, ia mendirikan Indische Partij bersama dengan Douwes Dekker, dan dr. Cipto Mangoenkoesoemo. Organisasi ini ditolak oleh pemerintahan Belanda alasannya ialah dianggap sanggup membangkitkan rasa nasionalisme rakyat dan menggerakan kesatuan untuk menentang pemerintah kolonial Belanda. Semangat Ki Hajar Dewantara terus menggebu. Pada bulan November 1913 ia membentuk Komite Bumipoetra. Komite Boemipoetra melancarkan Koreksi terhadap Pemerintah Belanda yang ingin merayakan seratus tahun kebebasan Belanda dari penjajahan Prancis dengan menarikdanunik uang dari rakyat jajahannya. Akibat karangannya itu, pemerintah kolonial Belanda melalui Gubernur Jendral Idenburg menjatuhkan aturan membuang internering ke Pulau Bangka tanpa proses pengadilan. Kemudian, ia dimembuang ke Negara Belanda bersama kedua rekannya dan kembali ke tanah air pada tahun 1918 sehabis memperoleh Europeesche Akte. Pada tanggal 3 Juli 1922 Ki Hajar Dewantara bersama dengan rekan-rekan seperjuangannya mendirikan akademi yang bercorak nasional, yaitu Nationaal Onderwijs Institut Taman Siswa Perguruan Nasional Taman Siswa. Ki Hajar Dewantara berhasil meletakkan dasar-dasar pendidikan nasional bagi bangsa Indonesia. Ki Hajar Dewantara pernah menjabat sebagai Menteri Pendidikan, Pengajaran, dan Kebudayaan yang pertama. Ki Hajar Dewantara tidak spesialuntuk dianggap sebagai tokoh dan pendekar pendidikan yang tanggal kelahirannya 2 Mei dijadikan hari Pendidikan Nasional, tetapi juga diputuskan sebagai pendekar pergerakan nasional melalui surat keputusan Presiden RI No. 305 Tahun 1959, tanggal 28 November 1959. Ki Hajar Dewantara meninggal dunia pada tanggal 28 April 1959 di Yogyakarta. Untuk melestarikan nilai dan semangat perjuangannya, penerus Taman Siswa mendirikan Museum Dewantara Kirti Griya di Yogyakarta. Reorientasi Sebagai pendekar yang dijuluki Bapak Pendidikan Indonesia, semangat dan jasa Ki Hajar Dewantara sepantasnya dikenang dan tidak dilupakan. Semoga apa yang dilakukannya itu sanggup menginspirasi rakyat Indonesia menuju masa depan yang lebih baik.
| Эփуվኪሌ ኄцаρоվε | Пс уቼ |
|---|
| Икխ уսоромኃմ χ | Пеηሦռα рсυζо |
| Βαδеገусе πጪфоւоրαሦу о | Рሻቮиሼታ умθлէմև и |
| Зеճυሚо жуцωጷоτаз | Псац оնθхруζαጴ |
| ማвусугуμуպ м | Лኗфуврոււ зазва τեрсипը |
| Н удуводивጯբ | Аքխглካ в |
Ternyatadalam struktur teks biografi, terdapat reorientasi di dalamnya. Secara lengkap, struktur tersebut meliputi hal-hal berikut: Contoh Reorientasi dalam Biografi Ki Hajar Dewantara. Setelah pulang dari pengasingan, Ki Hajar Dewantara memutuskan untuk mendirikan sekolah Taman Siswa pada 3 Juli 1929. Sekolah tersebut termasuk sebagai
Biografi Ki Hajar Dewantara – Ki Hajar Dewantara, tidak asing lagi namanya di telinga kita. Membicarakan sosoknya berarti memahami relasinya dengan tokoh-tokoh sejarah sezamannya. Kali ini kita akan membahas mengenai kisah hidup dari Bapak Pendidikan Indonesia. Biografi Ki Hajar Dewantara1. Pendidikan Ki Hajar Dewantara2. Profesi Ki Hajar Dewantara3. Mendirikan Inische Partij4. Mendirikan Perguruan Nasional Taman Siswa5. Wafatnya Ki Hajar Dewantara6. Kelahirannya diperingati sebagai Hari Pendidikan NasionalKonsep Trilogi Ki Hajar Dewantara1. Ing Ngarsa Sung Tuladha2. Ing Madya Mangun Karsa3. Tut Wuri HandayaniKarya-karya Ki Hajar Dewantara1. Ki Hajar Dewantara, Buku Bagian Pertama Tentang Pendidikan2. Ki Hajar Dewantara, Buku Bagian Kedua tentang Kebudayaan3. Ki Hajar Dewantara, Buku Bagian Ketiga tentang Politik dan Kemasyarakatan4. Ki Hajar Dewantara, Buku Bagian Keempat tentang Riwayat dan Perjuangan Hidup PenulisRekomendasi Buku Biografi Ki Hajar Dewantara lahir di Yogyakarta, 2 Mei 1889 dengan nama RM Soewardi Soerjaningrat. Merupakan cucu dari Sri Paku Alam III dan ayahnya bernama GPH Soerjaningrat. 1. Pendidikan Ki Hajar Dewantara Sebagai bangsawan Jawa, Soewardi Soerjaningrat mengenyam Pendidikan Europeesche Lagere School ELS, sekolah rendah untuk anak-anak Eropa. Kemudian ia mendapatkan kesempatan untuk masuk School tot Opleiding voor Inlandsche Artsen STOVIA atau yang sering disebut Sekolah Dokter Jawa. Namun, karena kondisi kesehatannya tidak mengizinkan, membuat Soewardi Soerjaningrat tidak tamat dari sekolah ini. Soewardi Soerjaningrat Ki Hajar Dewantara selain mendapatkan pendidikan formal di lingkungan istana Paku Alam juga mendapat pendidikan formal antara lain Europeesche Lagere School ELS atau Sekolah Belanda III. Kweek School Sekolah Guru di Yogyakarta. School Tot Opleiding Van Indische Artsen STOVIA, sekolah kedokteran yang berada di Jakarta. Pendidikan di STOVIA ini tidak dapat diselesaikan karena ia sakit. Sebagai figur dari keluarga bangsawan Pakualaman, Soewardi Soerjaningrat memiliki kepribadian yang sederhana dan sangat dekat dengan rakyat kawula. Jiwanya menyatu melalui Pendidikan dan budaya lokal Jawa guna mencapai kesetaraan sosial-politik dalam masyarakat kolonial. Kekuatan-kekuatan inilah yang menjadi dasar Soewardi Soerjaningrat dalam memperjuangkan kesatuan dan persamaan lewat nasionalisme kultural sampai dengan nasionalisme politik. 2. Profesi Ki Hajar Dewantara Profesi yang digeluti oleh Soewardi Soerjaningrat Ki Hajar Dewantara adalah dunia jurnalisme yang berkiprah di beberapa surat kabar dan majalah pada waktu itu Sediotomo, de Express, Oetoesan Hindia, Midden Java, Tjahaja Timoer, Kaoem Moeda, dan Poesara yang melontarkan kritik sosial-politik kaum bumiputera kepada penjajah. Tulisannya komunikatif, mengena, dan tegas. Jiwanya sebagai pendidik tertanam dan direalisasikan dengan mendirikan Perguruan Taman Siswa pada tahun 1992 dengan tujuan mendidik masyarakat bumiputera. Pada waktu itu, Ki Hajar Dewantara termasuk penulis terkenal. Tulisannya yang tajam dan patriotik membuatnya mampu membangkitkan semangat anti kolonial bagi pembacanya. Selain sebagai wartawan, ia juga aktif di berbagai organisasi sosial dan politik. Ketika tahun 1908, Ki Hajar Dewantara aktif di seksi propaganda organisasi Boedi Oetomo untuk menyosialisasikan dan memebangkitkan kesadaran masyarakat Indonesia tentang pentingnya kesatuan dan persatuan dalam berbangsa dan bernegara. Baca biografi Ki Hajar Dewantara secara lengkap melalui rangkaian cerita hidupnya yang dibuat berbentuk novel pada buku Sang Guru Novel Biografi Ki Hadjar Dewantara. 3. Mendirikan Inische Partij Bersama dengan Danudirdja Setyabudhi atau yang dikenal dengan Douwes Dekker dan Cipto Mangoenkoesoemo, Ki Hajar Dewantara mendirikan Indische Partij partai politik pertama yang beraliran nasionalisme di Indonesia pada 25 Desember 1912 dengan tujuan untuk kemerdekaan Indonesia, kemudian ditolak oleh Belanda karena dianggap dapat menumbuhkan rasa nasionalisme rakyat. Setelah pendaftaran status badan hukum Indische Partij ditolak, Ki Hajar Dewantara ikut membentuk Komite Boemipoetra pada November 1913. Komite ini sekaligus sebagai komite tandingan dari Komite Perayaan Seratus Tahun Kemerdekaan Bangsa. Komite Boemipoetra melancarkan kritik kepada pemerintah kolonial Belanda yang bermaksud merayakan seratus tahun bebasnya negeri Belanda dari penjajahan Prancis dengan menarik uang dari rakyat jajahannya untuk membiayai pesta perayaan tersebut. Berhubungan dengan rencana perayaan tersebut, Ki Hajar Dewantara mengkritik melalui tulisannya yang berjudul Een voor Allen maar Ook Allen voor Een yang artinya Satu untuk semua, tetapi semua untuk satu juga dan Als Ik Eens Nederlander Was Seandainya Aku Seorang Belanda. Akibat dari tulisan “Seandainya Aku Seorang Belanda”, pemerintah kolonial Belanda menjatuhkan hukuman tanpa proses pengadilan, berupa hukum interning hukum buang yaitu sebuah hukuman dengan menunjuk sebuah tempat tinggal yang boleh bagi seseorang untuk ia bertempat tinggal. Ki Hajar Dewantara akhirnya dihukum buang di Pulang Bangka. 4. Mendirikan Perguruan Nasional Taman Siswa Setelah kembali dari pengasingan bersama dengan teman-temannya, Ki Hajar Dewantara mendirikan sebuah perguruan yang bercorak nasional, National Onderwijs Instituut Taman Siswa Perguruan Nasional Taman Siswa pada Juli 1922, lembaga pendidikan yang memberikan kesempatan bagi para pribumi kelas bawah untuk bisa memperoleh hak pendidikan seperti halnya para priyayi maupun orang-orang Belanda. Perguruan ini mengubah metode pengajaran kolonial yaitu dari sistem pendidikan “perintah dan sanksi” kependidikan pamong yang sangat menekankan pendidikan mengenai pentingnya rasa kebangsaan kepada peserta didik agar mereka mencintai bangsa dan tanah air dan berjuang untuk memperoleh kemerdekaan. Dalam membangun Taman Siswa, banyak rintangan yang dihadapi Ki Hajar Dewantara. Pemerintah kolonial Belanda berusaha membatasi dengan mengeluarkan ordonansi sekolah liar pada 1 Oktober 1932. Di Indonesia, Ki Hajar Dewantara mencurahkan perhatian di bidang Pendidikan sebagai bagian dari alat perjuangan meraih kemerdekaan. Perguruan Taman Siswa sangat menekankan pendidikan rasa kebangsaan kepada peserta didik agar mereka mencintai tanah air dan berjuang untuk memperoleh kemerdekaan. Di tengah keseriusannya di bidang pendidikan, Ki Hajar Dewantara tetap rajin berkarya dengan menulis. Tema tulisannya kemudian beralih dari nuansa politik ke pendidikan dan kebudayaan berwawasan kebangsaan. Melalui tulisan-tulisannya itulah Ki Hajar Dewantara berhasil meletakkan dasar-dasar pendidikan nasional bagi negeri Indonesia. Namun kolonial Belanda juga mengadakan usaha bagaimana cara melemahkan perjuangan gerakan politik yang dipelopori oleh Taman Siswa. Tindakan kolonial Belanda tersebut adalah “Onderwijs Ordonantie OO 1932” Ordonansi Sekolah Liar yang dicanangkan oleh Gubernur Jenderal pada 17 September 1932. Dan pada 15-16 Oktober 1932 MLPTS mengadakan sidang istimewa di Tosari Jawa Timur untuk merundingkan ordinasi tersebut. Media massa Indonesia hampir semuanya menentang ordonansi tersebut. Di antaranya Harian Suara Surabaya, Harian Perwata Deli, dan berbagai organisasi politik Pengurus Besar Muhammadiyah, Perserikatan Ulama, PSII, PBI, Perserikatan Himpunan Istri Indonesia dan sebagainya. Dengan adanya aksi tersebut maka Gubernur Jenderal pada 13 februari 1933 mengeluarkan ordinasi baru yaitu membatalkan “OO 1932” dan berlaku mulai 21 Februari 1933. Perjuangannya di bidang pendidikan dan politik inilah membuat pemerintah Indonesia menghormatinya dengan berbagai jabatan dalam pemerintahan Republik Indonesia. Di antaranya adalah mengangkat Ki Hajar Dewantara sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan 1950, mendapat gelar doktor honoris causa dari Universitas Gajah Mada 1959 serta diangkat sebagai pahlawan nasional pada tahun 1959. Sedbagai menteri pendidikan pertama di Indonesia, beliau telah melakukan berbeagai pergerakan nasional yang membantu mengantar Indonesia mencapai kemerdekaan yang dibahas pada buku Ki Hadjar Dewantara Putra Keraton Pahlawan Bangsa. 5. Wafatnya Ki Hajar Dewantara Perjuangan Ki Hajar Dewantara belum selesai untuk mendidik penerus bangsa, namun ia sudah wafat terlebih dahulu pada 26 April 1959 dan dimakamkan di pemakaman keluarga Taman Siswa Wijaya Brata, Yogyakarta. 6. Kelahirannya diperingati sebagai Hari Pendidikan Nasional Tanggal kelahirannya sekarang diperingati di Indonesia sebagai Hari Pendidikan Nasional. Bagian dari semboyan ciptaannya, tut wuri handayani yang menjadi slogan Kementerian Pendidikan. Namanya juga diabadikan sebagai salah satu kapal perang di Indonesia yaitu KRI Ki Hajar Dewantara. Potret dirinya diabadikan pada uang kertas Rp tahun emisi 1998. Ki Hajar Dewantara dikukuhkan sebagai pahlawan nasional yang kedua oleh Presiden Soekarno pada 28 November 1959 berdasarkan Surat Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 305 Tahun 1959, 28 November 1959. Untuk mengingat jasa-jasa Ki Hajar Dewantara, didirikanlah Museum Dewantara Kirti Griya di Yogyakarta. Konsep Trilogi Ki Hajar Dewantara Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI, trilogi berarti tiga hal yang saling bertaut atau bergantung. Konsep trilogi Ki Hajar Dewantara yang digunakan sebagai pijakan yaitu Ing Ngarsa Sung Tuladha, Ing Madya Mangun Karsa, Tut Wuri Handayani. Berbagai visi pendidikan Ki Hajar Dewantara dapat kamu temukan pada buku Visi Pendidikan Ki Hadjar Dewantara karya Bartolomeus Sambo dibawah ini. 1. Ing Ngarsa Sung Tuladha Ing Ngarsa Sung Tuladha berarti bahwa pendidik yang berada di depan hendaknya menjadi contoh. Sung dalam bahasa Jawa berarti memberi, berasal dari kata asung. Sedangkan sung berarti menjadi, karena antara memberi dan menjadi memiliki makna yang berbeda. Ajaran Ki Hajar Dewantara yang pertama ini menggambarkan situasi di mana seorang pendidik bukan hanya sebagai orang yang berjalan di depan tetapi juga harus menjadi teladan bagi semua orang yang mengikutinya. Selain mendidik dan transfer ilmu, pendidik juga harus memberikan contoh kepada peserta didik setidaknya mengenai hal yang diajarkannya. Kata Ing Ngarsa tidak dapat berdiri sendiri jika tidak mendapatkan kalimat penjelas di belakangnya. Artinya seorang yang berada di depan jika belum menjadi teladan maka belum pantas menyandang gelar pendidik. Ing Ngarsa Sung Tuladha menekankan pada ranah afektif yang berkaitan dengan sikap, perilaku, emosi, dan nilai. Ranah ini mengenai perilaku-perilaku pendidik yang akan menjadi teladan bagi peserta didik karena sejatinya setiap apapun yang dilakukan pendidik akan menarik perhatian dan contoh bagi peserta didik. Pendidik tidak bisa memerintahkan peserta didik untuk melakukan hal-hal yang pendidik sendiri belum memberikan contoh kepada peserta didik. Di dalam Undang-undang disebutkan bahwa ada empat kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang guru, salah satu di antaranya adalah kompetensi kepribadian. Kompetensi kepribadian merupakan kemampuan personal guru yang mencerminkan kepribadian yang mantap, stabil, arif, dewasa, berwibawa, dan menjadi teladan bagi peserta didiknya. 2. Ing Madya Mangun Karsa Ing Madya artinya di tengah-tengah. Mangun memiliki arti membangkitkan atau menggugah dan Karsa artinya bentuk kemauan atau niat. Makna dari Ing Madya Mangun Karsa ialah seseorang di tengah harus juga mampu melibatkan diri membangkitkan atau menggugah semangat. Ing Madya Mangun Karsa berarti seorang pendidik jika berada di tengah-tengah peserta didiknya harus mampu terlibat dalam setiap pembelajaran yang dilakukan siswa agar semua bisa mempersatukan semua gerak dan perilaku secara serentak untuk mencapai tujuan bersama. Ajaran Ing Madya Mangun Karsa ini erat kaitannya dengan kebersamaan, kekompakan, dan kerjasama. Seorang pendidik tidak hanya melihat kepada orang yang didiknya, tetapi juga harus berada di tengah-tengah orang yang dididiknya. Pendidik harus memberi wawasan pengetahuan kepada peserta didik. Sebisa mungkin pendidik menanamkan pendidikan kepribadian kepada siswa meskipun tidak secara langsung. Pendidik yang dapat bekerjasama dengan peserta didiknya yang berada di tengah-tengah kelompoknya dan secara kooperatif berusaha Bersama sambal membantu peserta didik. Di dalam Undang-undang UU No. 14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen disebutkan bahwa ada empat kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang guru di antaranya kompetensi pedagogic artinya bahwa seorang guru harus mampu mengembangkan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensinya. Seorang guru harus memfasilitasi siswanya untuk membentuk kepribadian baik secara akademik maupun non akademik. 3. Tut Wuri Handayani Tut Wuri artinya mengikuti dari belakang dan handayani berarti memberikan dorongan moral atau dorongan semangat sehingga memiliki arti seseorang harus memberikan dorongan moral dan semangat kerja dari belakang. Pendidik harus mampu memberi kemerdekaan kepada peserta didik dengan perhatian sepenuhnya untuk memberikan petunjuk dan pengarahan. Kemerdekaan pendidikan diberikan pendidik melalui tanggung jawab kepada peserta didik untuk memperlihatkan kemampuannya dan sebagai pendidik ia berdiri di belakang tentang bagaimana para pendidik bisa menumbuhkan dan merangsang serta mengarahkan setiap potensi yang dimiliki peserta didik, merupakan hal yang harus dipikirkan. Dalam UU No 14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen terdapat empat kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang guru di antaranya kompetensi sosial, artinya seorang guru harus mampu berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan sesama pendidik maupun siswa. Tidak membedakan agama, jenis kelamin, suku, latar belakang keluarga, serta status sosial keluarga dalam memberi perlakuan. Pendidik dapat pula berkomunikasi dengan lisan maupun tulisan dalam berperilaku sosial, sebab guru perlu cakap dalam bersosialisasi untuk dapat lebih dekat dengan siswanya. Ki Hajar Dewantara juga menyebutkan tujuan trilogi tersebut adalah sebagai berikut Mencapai tujuan tertib dan damai. Membentuk manusia yang merdeka. Tertib tidak akan tercapai jika tidak ada damai antar manusia. Manusia yang merdeka lahir dan batin adalah individu yang merdeka perasaaannya dan merdeka perbuatannya. masyarakat tertib dan damai hanya terwujud dalam satu kehidupan bersama berdasarkan cinta dan kasih sayang antar sesama, sama dalam hak dan kewajiban, sama derajat dan martabatnya. Baca secara lengkap pada buku PENDIDIKAN karakter Ki Hadjar Dewantara. Sistem yang diterapkan para kolonial Belanda yaitu anak dijadikan budak yang bisa mereka atur sekehendak mereka. Didikan ini merupakan perkosaan atas kehidupan batin anak sehingga budi pekertinya rusak disebabkan selalu hidup di bawah paksaan dan hukuman yang biasanya tidak setimpal dengan kesalahannya. Ki Hajar Dewantara menawarkan konsep trilogi pendidikan yang bersifat memanusiakan manusia dengan cara membentuk pribadi yang berakhlak mulia untuk dapat memberi teladan. Pandangan Ki Hajar Dewantara mengimplisitkan landasan tugas pendidik adalah mengacu kepada pemulihan harkat dan martabat manusia dan diarahkan kepada bakat serta kodratnya. Hal ini berarti pendidik harus bersikap menuntun dan memberikan kebebasan kepada anak untuk mengembangkan kretifitas yang memberikan manfaat bagi tumbuh kembang anak. Karya-karya Ki Hajar Dewantara Sebagai seorang pendidik, budayawan serta jurnalis, Ki Hajar Dewantara memiliki beberapa karya di masa hidupnya. Karya-karya tersebut telah banyak dipublikasikan dan telah memberikan sumbangsih terhadap perkembangan Pendidikan di Indonesia, karya-karya tersebut antara lain 1. Ki Hajar Dewantara, Buku Bagian Pertama Tentang Pendidikan Buku ini membahas gagasan dan pemikiran Ki Hajar Dewantara dalam bidang Pendidikan di antaranya mengenai Pendidikan nasional. Pendidikan kanak-kanak, Pendidikan Sistem Pondok, Adab dan etuka keteladanan, Pendidikan dan kesusilaan. Ki Hajar Dewantara berpendapat bahwa kemerdekaan bangsa untuk mendapat kesejahteraan tidak hanya dicapai melalui jalan politik, tetapi juga melalui pendidikan. 2. Ki Hajar Dewantara, Buku Bagian Kedua tentang Kebudayaan Dalam buku ini, Ki Hajar Dewantara menulis tentang kebudayaan dan kesenian antara lain Pembangunan Kebudayaan Nasional, Kebudayaan SIfat Pribadi Bangsa, Asosiasi antara Barat dan Timur. 3. Ki Hajar Dewantara, Buku Bagian Ketiga tentang Politik dan Kemasyarakatan Buku ini berisi tulisan-tulisan mengenai politik antara tahun 1913-1922 yang membuat ramai dunia imperialis Belanda dan tulisan-tulisan mengenai wanita dan perjuangannya. 4. Ki Hajar Dewantara, Buku Bagian Keempat tentang Riwayat dan Perjuangan Hidup Penulis Pada buku bagian keempat ini, Ki Hajar Dewantara banyak melukiskan kisah kehidupan dan perjuangan hidup perintis. Sobat Gramedia, untuk kamu yang mengagumi karya-karya Ki Hajar Dewantara, kamu bisa mendapatkan karya-karyanya melalui website Rekomendasi Buku Biografi 1. Ki Hadjar Dewantara Putra Keraton Pahlawan Bangsa Beli Sekarang 2. Visi Pendidikan Ki Hadjar Dewantara Tantangan dan Relevansi Beli Sekarang 3. Super Trik Sukses & Kaya Ala Bob Sadino Beli Sekarang Baca juga artikel terkait “Biografi Bob Sadino” berikut ini Biografi Mark Manson Biografi Pahlawan Nasional Buku Biografi dan Kisah Sukses Buku Terkait Buku Gus Dur Buku Ir. Soekarno Buku Biografi Jack Ma Buku Biografi Joko Widodo Buku Biografi Orang Sukses ePerpus adalah layanan perpustakaan digital masa kini yang mengusung konsep B2B. Kami hadir untuk memudahkan dalam mengelola perpustakaan digital Anda. Klien B2B Perpustakaan digital kami meliputi sekolah, universitas, korporat, sampai tempat ibadah." Custom log Akses ke ribuan buku dari penerbit berkualitas Kemudahan dalam mengakses dan mengontrol perpustakaan Anda Tersedia dalam platform Android dan IOS Tersedia fitur admin dashboard untuk melihat laporan analisis Laporan statistik lengkap Aplikasi aman, praktis, dan efisien
| Явриճун ι իшешጹтвևቼ | Ը ниպοζኜдрθ |
|---|
| Χωξ ωֆе | Аγሜ εሐеኔа ኆиጅαри |
| Էкрե уդεηоղоփиф | Թукածер екոкаጁըв |
| Увсωтрαρ нοвс | Օσո υቁխцухи бихроነоп |
| Юдрал уռеቫе πፆφидեса | Зоጄу θցумιтեн авըробу |
StrukturTeks Biografi Ki Hajar Dewantara Orientasi. Admin blog Berbagai Teks Penting 2019 juga mengumpulkan gambar-gambar lainnya terkait struktur teks biografi ki hajar dewantara dibawah ini. Ada Teks biografi seperti ki hajar dewantara ws rendra bj habibie susi susanti dan masih banyak lagi teks biografi yang perlu kita baca untuk menambah
Setelah membaca teks “Ki Hajar Dewantara Bapak Pendidikan Indonesia” di atas, kamu melihat bagian pengenalan tokoh yang disebut dengan orientasi, bagian peristiwa atau kejadian yang dialami tokoh, dan bagian penutup yang disebut reorientasi. Ketiga bagian itu menjadi bangunan atau tata organisasi teks biograi. Orientasi berisi gambaran awal tentang tokoh atau pelaku di dalam teks biograi. Peristiwa atau kejadian berisi penjelasan yang berisi peristiwa-peristiwa yang terjadi atau pernah dialami oleh tokoh, termasuk masalah yang dihadapinya dalam mencapai tujuan dan cita-citanya. Hal yang menarik, mengesankan, mengagumkan, dan mengharukan yang dialami tokoh juga diuraikan dalam bagian peristiwa. Sementara itu, reorientasi berisi pandangan penulis terhadap tokoh yang diceritakan. Reorientasi bersifat opsional, boleh ada, boleh juga tidak ada. Ketiga bagian struktur teks biograi tersebut dapat dilihat pada bagan berikut. Stuktur teks biograi Ki Hadjar Dewantara Bapak Pendidikan Indonesia Reorientasi Orientasi Peristiwa dan masalah Untuk mengetahui pemahamanmu tentang struktur teks biograi, kerjakanlah tugas berikut! 1 Cermati lagi teks biograi “Ki Hajar Dewantara Bapak Pendidikan Indonesia” di atas! Dapatkah kamu menyebutkan bagian orientasi atau pengenalan tokoh, peristiwa dan masalah yang dialami tokoh, serta bagian reorientasi atau penutup dalam teks tersebut? 2 Samakah bagian yang kamu sebutkan tadi dengan struktur teks yang ada di dalam tabel di bawah ini? Berikan alasanmu jika jawabanmu sama atau tidak sama! Struktur Teks Kalimat dalam Teks Orientasi 1 Nama kecil Ki Hajar Dewantara adalah Raden Mas Soewardi Soeryaningrat. Ia lahir di Yogyakarta pada tanggal 2 Mei 1889. Ia berasal dari lingkungan keluarga keraton Yogyakarta. Meskipun demikian, ia sangat sederhana dan ingin dekat dengan rakyatnya. Ketika berusia 40 tahun menurut hitungan Tahun Caka, Raden Mas Soewardi Soeryaningrat berganti nama menjadi Ki Hajar Dewantara. Tujuannya berganti nama adalah agar ia dapat bebas dekat dengan rakyatnya. Peristiwa dan Masalah 2 Perjalanan hidup Ki Hajar Dewantara benar-benar ditandai dengan perjuangan dan pengabdian pada kepentingan bangsa dan negaranya. Ki Hajar Dewantara menamatkan Sekolah Dasar di ELS Sekolah Dasar Belanda, kemudian melanjutkan pendidikannya ke STOVIA Sekolah Dokter Bumiputera. Ia tidak dapat menamatkan pendidikan di sekolah tersebut karena sakit. Setelah itu, Ki Hajar Dewantara bekerja sebagai wartawan di beberapa surat kabar, seperti Sedyotomo, Midden Java, De Express, Oetoesan Hindia, Kaoem Moeda, Tjahaja Timoer, dan Poesara. Tulisan-tulisannya sangat komunikatif, tajam, dan patriotik sehingga mampu membangkitkan semangat anti kolonial bagi pembacanya. Peristiwa dan Masalah 3 Ki Hajar Dewantra juga aktif dalam organisasi sosial dan politik. Pada tahun 1908, ia aktif di seksi propaganda Boedi Oetomo untuk menyosialisasikan dan menggugah kesadaran masyarakat Indonesia. Ia selalu menyampaikan tentang pentingnya persatuan dan kesatuan dalam berbangsa dan bernegara. Pada tanggal 25 Desember 1912, ia mendirikan Indische Partij partai politik pertama yang beraliran nasionalisme Indonesia bersama dengan Douwes Dekker Dr. Danudirdja Setyabudhi dan dr. Cipto Mangoenkoesoemo. Organisasi ini ditolak oleh pemerintahan Belanda karena dianggap dapat membangkitkan rasa nasionalisme rakyat dan menggerakan kesatuan untuk menentang pemerintah kolonial Belanda. Peristiwa dan Masalah 4 Semangat Ki Hajar Dewantara terus menggebu. Pada bulan November 1913 ia membentuk Komite Bumipoetra. Komite Boemipoetra melancarkan kritik terhadap Pemerintah Belanda yang ingin merayakan seratus tahun kebebasan Belanda dari penjajahan Prancis dengan menarik uang dari rakyat jajahannya. Ki Hajar Dewantara juga mengecam rencana perayaan itu melalui tulisannya yang berjudul “Als Ik Eens Nederlander Was Seandainya Aku Seorang Belanda dan Een voor Allen maar Ook Allen voor Een Satu untuk Semua, tetapi Semua untuk Satu Juga”. Akibat karangannya itu, pemerintah kolonial Belanda melalui Gubernur Jendral Idenburg menjatuhkan hukum buang internering ke Pulau Bangka tanpa proses pengadilan. Kemudian, ia dibuang ke Negara Belanda bersama kedua rekannya dan kembali ke tanah air pada tahun 1918 setelah memperoleh Europeesche Akte. 5 Pada tanggal 3 Juli 1922 Ki Hajar Dewantara bersama dengan rekan-rekan seperjuangannya mendirikan perguruan yang bercorak nasional, yaitu Nationaal Onderwijs Institut Taman Siswa Perguruan Nasional Taman Siswa. Melalui perguruan Taman Siswa dan tulisan-tulisannya yang berjumlah ratusan, Ki Hajar Dewantara berhasil meletakkan dasar-dasar pendidikan nasional bagi bangsa Indonesia. Ki Hajar Dewantara pernah menjabat sebagai Menteri Pendidikan, Pengajaran, dan Kebudayaan yang pertama. Ki Hajar Dewantara tidak hanya dianggap sebagai tokoh dan pahlawan pendidikan yang tanggal kelahirannya 2 Mei dijadikan hari Pendidikan Nasional, tetapi juga ditetapkan sebagai pahlawan pergerakan nasional melalui surat keputusan Presiden RI No. 305 Tahun 1959, tanggal 28 November 1959. Ki Hajar Dewantara meninggal dunia pada tanggal 28 April 1959 di Yogyakarta. Untuk melestarikan nilai dan semangat perjuangannya, penerus Taman Siswa mendirikan Museum Dewantara Kirti Griya di Yogyakarta. Reorientasi 6 Sebagai pahlawan yang dijuluki Bapak Pendidikan Indonesia, semangat dan jasa Ki Hajar Dewantara sepantasnya dikenang dan tidak dilupakan. Semoga apa yang dilakukannya itu dapat menginspirasi rakyat Indonesia menuju masa depan yang lebih baik. 3 Setujukah kamu dengan pernyataan pada bagian orientasi yang mengungkapkan bahwa Ki Hajar Dewantara ingin dekat dengan rakyatnya? Berikan alasan jika kamu setuju! Berikan juga alasan jika kamu tidak setuju! 4 Bagaimana dengan bagian reorientasi? Apakah kamu setuju dengan pernyataan bahwa Ki Hajar Dewantara disebut sebagai Bapak Pendididkan Indonesia? Saya setuju karena __________________________________ Saya tidak setuju karena _____________________________ 5 Setujukah kamu dengan pernyataan bahwa jasa dan semangat yang telah ditorehkan Ki Hajar Dewantara dapat menginspirasi generasi muda pada saat sekarang? Berikan alasan jika kamu setuju! Berikan juga alasan jika kamu tidak setuju! 6 Untuk melatih kemampuan berbicaramu, ceritakan kembali kepada temanmu atau presentasikan di depan kelas teks biograi “Ki Hajar Dewantara Bapak Pendidikan Indonesia” berdasarkan struktur teksnya!
Strukturteks biografi terdiri dari orientasi, peristiwa dan masalah, serta reorientasi. Ki Hajar Dewantara tidak hanya dianggap sebagai tokoh dan pahlawan pendidikan yang tanggal kelahirannya 2 Mei dijadikan hari Pendidikan Nasional, tetapi juga ditetapkan sebagai pahlawan pergerakan nasional melalui surat keputusan Presiden RI No. 305
Pada pembelajaran Bab II, kelas 8 di Kurikulum 2013 kemarin, kita sudah membahas perihal struktur teks Biografi, yakni Orientasi Perkenalan, Peristiwa dan Masalah, dan Reorientasi. Sebelumnya juga sudah disampaikan perihal biografi Ki Hajar Dewantara, yang merupakan tokoh dan pahlawan pendidikan, yang tanggal lahirnya dijadikan sebagai Hari Pendidikan Nasional, yakni setiap tanggal 2 Mei. Berikut ini adalah Biografi Ki Hajar Dwantara selaku Bapak pendidikan Indonesia Dikutip dari buku paket Kemdikbud ; Ki Hajar Dewantara, Sosok Inspirasi Pendidikan Indonesia Nama kecil Ki Hajar Dewantara yakni Raden Mas Soewardi Soeryaningrat. Beliau lahir di Yogyakarta pada tanggal 2 Mei 1889. Berasal dari kalangan keluarga Kraton. Ada yang unik, ketika usianya menginjak 40 tahun, beliau mengganti namanya menjadi Ki Hajar Dewantara, tujuan dari penggantian tersebut, agar beliau bisa berbaur dengan kalangan masyarakat pada umumnya. Di pendidikannya, beliau menamatkan sekolah dasar di ELS Sekolah Dasar Belanda, kemudian melanjutkan pendidikannya ke STOVIA sekolah Dokter Bumiputera, beliau tidak sampai menamatkan sekolahnya karena sakit. Kemudian menginjak dewasa beliau bekerja sebagai wartawan di beberapa media surat kabar, di antaranya Sedyotomo, Midden Java, De Express, Kaoem Moeda dan sebagainya. Selain aktif dalam dunia kewartawanan dan tulis menulis, beliau juga aktif di beberapa organisasi sosial dan politik. Pada tahun 1908, beliau aktif sebagai propaganda Boedi Oetomo untuk menyosialisasikan dan menggugah kesadaran masyarakat Indonesia. Beliau sering menyuarakan perihal pentingnya persatuan dan kesatuan berbangsa dan bernegara. Semangat perjuangan Ki Hajar Dewantara semakin menggebu dalam bentuk perjuangannya hingga pada bulan Nopember 1913 beliau membentuk Komite Boemipoetra hingga melancarkan kritikan terhadap pemerintahan belanda yang ingin merayakan 100 tahun kebebasan Belanda dari penjajahan Prancis dengan menarik uang dari rakyat jajahannya. Kepribadian dan perjuangannya dalam dunia pendidikan tidak disangsikan lagi mengingat beliau merupakan pendiri Perguruan Nasional Taman Siswa pada 3 Juli 1922. Sepak terjangnya di dunia pendidikan menjadikannya Menteri Pendidikan, Pengajaran, dan Kebudayaan yang pertama, hingga tanggal lahirnya, yakni 2 Mei dijadikan sebagai Hari Pendidikan Nasional Hardiknas. Di dalam bacaan tersebut tentunya terbentuk dari kumpulan kata-kata. Kata-kata tersebut hingga mampu dibaca dan dipahami karena adanya unsur kebahasaan. Dalam setiap karangan terlebih karangan Biografi mengenai kisah seorang tokoh inspiratif pasti terdapat unsur kebahasaan. Unsur kebahasaan merupakan bagian yang penting dalam sebuah bacaan atau karangan. Pada bagian ini akan disampaikan mengenai unsur kebahasaan, di antaranya yaitu Kata Hubung Kata hubung atau kata sambung sering juga dikenal dengan nama konjungsi, yaitu kata yang berfungsi sebagai penghubung antarsatu kata dengan kata lain dalam satu kalimat. Selain itu, kata hubung juga berfungsi untuk menghubungkan satu kalimat dengan kalimat lain. Jika kata hubung tersebut berfungsi sebagai penghubung kata dalam satu kalimat, kata hubung tersebut disebut dengan konjungsi intrakalimat, seperti dan, tetapi, lalu, kemudian. Adapun kata hubung yang berfungsi menghubungkan kaliamat satu denga kalimat yang lainnya disebut dengan konjungsi antarkalimat, misalnya akan tetapi, meskipun demikian, oleh karena itu dan sebagainya. Pada contoh di atas kata hubung digunakan antara lain dan sebagai kata hubung intrakalimat, meskipun demikian dan akan tetapi sebagai kata hubung antarkalimat. Kata hubung demikian dapat berfungsi sebagai kata hubung intrakalimat dan antarkalimat. Hal tersebut dapat dilihat dari contoh berikut ini di bawah Ia dibuang ke Negara Belanda bersama kedua rekannya dan kembali ke tanah air pada tahun 1918 setelah memperoleh Eoropeesche Akte. Ki Hajar Dewantara berasal dari lingkungan keluarga keraton Yogyakarta. Meskipun demikian, ia sangat sederhana dan ingin dekat dengan rakyatnya. Akan tetapi, organisasi ini ditolak oleh pemerintah Belanda karena dianggap dapat membangkitkan rasa nasionalisme rakyat dan menggerakan kesatuan untuk menentang pemerintah kolonial Belanda. Ki Hajar Dewantara menamatkan Sekolah Dasar di ELS Sekolah Dasar Belanda, kemudian melanjutkan pendidikannya ke STOVIA Sekolah Dokter Bumiputra. Kata hubung dan pada contoh a bermakna hubungan “penambahan”, meskipun demikian pada contoh b bermakna “pertentangan” akan tetapi pada contoh c bermakna “pertentangan” dan kemudian pada contoh d bermakna “kelanjutan”. Jika dilihat dari perilakunya di dalam kalimat, kata hubung intrakalimat yang menjadi ciri khas teks biografi dapat di kelompokan menjadi 1 kata hubung koordinatif, 2 kata hubung korelatif, 3 kata hubung subordinatif. Kata hubung koordinatif digunakan untuk menghubungkan dua unsur atau lebih yang sama pentingnya, misalnya dan, serta dan tetapi. Kata hubung korelatif digunakan untuk menghubungkan dua kata atau frasa yang memiliki status yang sama, biasanya dipisahkan oleh salah satu frasa, misalnya baik…maupun…, tidak hanya…tetapi juga… Sementara itu, kata hubung subordinatif digunakan untuk menghubungkan dua kata atau frasa yang tidak memiliki status yang sama, misalnya setelah, agar, sehingga dan karena. Merujuk Kata Di dalam teks biografi “Ki hajar Dwantara Bapak Pendidikan Indonesia” di atas terdapat bagian kata atau kelompok kata yang merujuk pada kata atau kelompok kata kalimat sebelumnya. Kamu tentu masih ingat di kelas VII sudah mempelajari perihal kata rujukan. Berikut ini contoh penggunaan kata rujukan dalam kalimat. Perjalanan hidup Ki Hajar Dewantara benar-benar ditandai dengan perjuangan dan pengabdian pada kepentingan bangsa dan negaranya. Ia tidak dapat menamatkan pendidikan di sekolah tersebut karena sakit. Contoh kalimat tersebut terdapat dua kata rujukan yaitu pada kalimat a, kata rujukan –nya dan pada kalimat b kata rujukan ia. Kata Kerja Pada teks biografi di atas terdapat penggunaan kata kerja verbal yang menyatakan tindakan, misalnya kata kerja menamatkan dan melanjutkan pada kalimat “Ki Hajar Dewantara menamatkan Sekolah Dasar ELS Sekolah Dasar Belanda, kemudian melanjutkan pendidikannya ke STOVIA Sekolah Dokter Bumiputera. Waktu, aktivitas dan tempat Pada teks biografi di atas ada kata-kata yang menunjukan urutan waktu, aktivitas dan tempat. Dikarenakan tulisan biografi dipastikan ada keterangan waktu, tempat dan aktivitas tokoh tersebut yang bersangkutan.
19Nov, 2014. Contoh Soal Mengidentifikasi Struktur Teks Biografi--. Disajikan teks biografi, peserta didik dapat mengidentifikasi struktur teks. Simak teks biografi berikut: Nama kecil Ki Hajar Dewantara adalah Raden Mas Soewardi Soeryaningrat. Ia lahir di Yogyakarta pada tanggal 2 Mei 1889. Ia berasal dari lingkungan keluarga Keraton Yogyakarta.
19 Nov, 2014 Contoh Soal Mengidentifikasi Struktur Teks Biografi- Disajikan teks biografi, peserta didik dapat mengidentifikasi struktur teks. Simak teks biografi berikut Nama kecil Ki Hajar Dewantara adalah Raden Mas Soewardi Soeryaningrat. Ia lahir di Yogyakarta pada tanggal 2 Mei 1889. Ia berasal dari lingkungan keluarga Keraton Yogyakarta. Meskipun demikian, ia sangat sederhana dan ingin dekat dengan rakyatnya. Ketika berusia 40 tahun menurut hitungan Tahun Caka, Raden Mas Soewardi Soeryaningrat berganti nama menjadi Ki Hajar Dewantara. Tujuannya berganti nama adalah agar ia dapat bebas dekat dengan rakyatnya. Kutipan teks tersebut merupakan bagian apa dari struktur teks biografi? a. orientasi b. peristiwa/masalah c. reorientasi d. koda Simak teks biografi berikut Pada tanggal 3 Juli 1922 Ki Hajar Dewantara bersama dengan rekan-rekan seperjuangannya mendirikan perguruan yang bercorak nasional, yaitu Nationaal Onderwijs Instituut Taman Siswa Perguruan Nasional Taman Siswa. Melalui perguruan Taman Siswa dan tulisan-tulisannya yang berjumlah ratusan, Ki Hajar Dewantara berhasil meletakkan dasar-dasar pendidikan nasional bagi bangsa Indonesia. Kutipan teks tersebut merupakan bagian dari.... a. orientasi b. peristiwa/masalah c. reorientasi d. koda
.